Blitar (Antara Jatim) - Omzet pengusaha makanan olahan dari cokelat di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, naik drastis menjelang Lebaran Idul Fitri 2014, bahkan sampai 100 persen yang dipicu karena tingginya permintaan. "Menghadapi lebaran ini, permintaan terus naik, bahkan sampai 100 persen. Biasanya hanya membuat olahan cokelat 80 kilogram, saat ini setiap hari bisa sampai 160 kilogram," kata pengusaha cokelat di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Kholid Mustofa, Selasa. Pemilik kebun serta pengolahan kakao dengan nama "Gusant" itu mengatakan, permintaan olahan cokelat cukup besar datang dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka memasan olahan cokelat yang sudah dikemas dalam bentuk kecil, yang dimanfaatkan untuk jamuan lebaran ataupun untuk parsel lebaran. Sejumlah daerah itu, kata dia, seperti dari Jakarta, Kalimantan, Bali, Batam, serta sejumlah daerah lainnya. Selain itu, banyak juga permintaan dari lokal Jawa Timur, termasuk di daerah Kabupaten Blitar dan sekitarnya. Ia menyebut, mempunyai banyak produk olahan cokelat dengan berbagai bentuk, ukuran, serta rasa, di antaranya ada rasa karamel, teh hijau, sampai cokelat "krispi" (cokelat yang dicampur dengan krupuk gambir, yang diolah sedemikian rupa, sehingga rasanya menjadi renyah, krispi). Dari berbagai olahan itu, semuanya banyak disukai pelanggannya, namun yang paling banyak dicari adalah yang olahan berupa cokelat krispi. Walaupun permintaan menjelang lebaran lebih tinggi jika dibandingkan dengan hari biasa, Kholid mengaku, tidak menambah personel pegawainya. Ia mempunyai karyawan sekitar 47 orang untuk pengolahan cokelat itu, sehingga jumlah itu masih mencukupi untuk melayani permintaan. "Kalau menambah orang juga ada risiko. Sekarang, memaksimalkan yang ada saja," ucapnya. Ia juga mengaku, memaksimalkan kerja untuk keperluan stok lebaran. Terlebih lagi, para pegawainya juga akan cuti selama lebaran, sehingga stok yang ada harus siap sebelum mereka cuti. Kholid juga mengaku, selama lebaran ini, ia memutuskan tidak menaikkan harga cokelat yang diolahnya, dan harganya masih sama seperti harga sebelumnya. Untuk cokelat olahan, satu kilogram harganya Rp150 ribu sementara untuk cokelat bubuk harganya hanya Rp70 ribu per kilogram. Nana, salah seorang pembeli mengaku sengaja datang ke tempat pengolahan cokelat itu untuk membeli oleh-oleh. Ia suka dengan makanan cokelat, dan cocok dengan olahan di tempat tersebut. Ia juga berencana untuk menyajikan saat lebaran mendatang cokelat itu, sehingga membeli agak banyak. "Bisa memilih berbagai macam rasa, mau yang ada rasa karamel, coklat murni, ataupun bubuk cokelat, tinggal pilih," kata Nana, pengunjung dari Kediri tersebut.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014