Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana untuk memperkuat keberadaan Balai Latihan Kerja guna mengurangi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri di sektor informal. Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf di Surabaya, Jumat, mengatakan, Jatim akan memperkuat layanan, perbaikan prosedur dan mekanisme pengiriman TKI sesuai dengan kompetensi sebelum dikirim ke luar negeri. "Para TKI itu akan diberikan pelatihan keterampilan telebih dahulu di BLK yang ada di daerah-daerah," katanya saat menerima kunjungan kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Jumat. Ia mengemukakan, saat ini pihaknya akan melihat sistem yang ada mulai dari hulu hingga hilir apakah ada yang perlu diperbaharui atau diperbaiki guna memperkuat BLK dalam pemberian pelatihan kepada calon TKI. "Hal itu dilakukan supaya para calon TKI tersebut memiliki kompetensi dan keahlian sebelum diberangkatkan ke luar negeri," katanya. Ia mengatakan, jangan sampai pada saat di BLK, TKI diajarkan tentang keahlian masak-memasak, namun ketika di luar negeri mereka dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga. "Kondisi seperti yang menjadikan TKI kurang di hargai dan sering mendapatkan perlakuan yang tidak wajar ketika mereka bekerja di luar negeri," katanya. Sementara itu, Kepala BNP2TKI, Gatot Abdullah Mansur menjelaskan, maksud dan tujuan ke Jatim ingin menyerap aspirasi dari Pemprov Jatim terkait permasalahan ketenagakerjaan khususnya pengelelolaan TKI. "Kami ingin memastikan bahwa BLK yang ada disesuaikan dengan standart kompetensi sehingga mempengaruhi kualitas TKI yang akan dikirim ke luar negeri dalam rangka menghadapi Pasar Bebas Asean 2015, tidak ada pilihan, kecuali meningkatkan kualitas TKI dengan memaksimalkan peran BLK di daerah," katanya. Sesuai data Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Provinsi Jatim Januari-Juli 2014, penempatan TKI ke luar negeri, menempati urutan pertama Jatim mengirimkan TKI ke Hongkong sebanyak 5.767 jiwa, Taiwan 6.181 jiwa, Malaysia 3.474 jiwa, Arab Saudi 2.345 jiwa dan Singapura 2.908 jiwa. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014