Malang (Antara Jatim) - Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, memberikan diskon atau potongan biaya awal perkuliahan sekitar 50 persen bagi mahasiswa baru dari sekolah di lingkungan perguruan Muhammadiyah. "Potongan biaya awal perkuliahan ini berlaku untuk seluruh jurusan, termasuk kedokteran yang biaya awal perkuliahannya mencapai sekitar Rp145 juta," kata Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Muhadjir Effendi, Selasa. Hanya saja, lanjutnya, meski mendapat potongan cukup besar dan berasal dari sekolah Muhammadiyah, para calon mahasiswa tersebut harus tetap mengikuti alur pendaftaran di UMM, termasuk nilai mereka harus sesuai standar penilaian. Untuk kompetensi tidak ada pengecualian. Ia mengakui potongan biaya pada awal perkuliahan tersebut juga untuk mendongkrak jumlah mahasiswa yang berasal dari sekolah-sekolah Muhammadiyah, sebab dari tahun ke tahun persentasenya tidak ada kenaikan dan sekarang pun persentase sekolah Muhammadiyah yang memilih UMM hanya sekitar 20 persen. Sisanya adalah sekolah negeri. Menurut dia, penerepan kebijakan tersebut memang tidak mudah, kemungkinan banyak sekolah Muhammadiyah yang belum mengetahui kebijakan tersebut, sehingga tingkat partisipasi sekolah Muhammadiyah untuk mendaftarkan siswanya ke UMM masih belum sesuai harapan. Bahkan, lanjutnya, ujian gelombang kedua ini pendaftar yang berasal dari Sekolah Muhammadiyah juga berkisar 20 persen dari total pendaftar sebanyak 6.744 orang. "Mungkin karena sosialisasinya yang kurang gencar, sehingga banyak yang belum tahu," tandasnya. Menyinggung mahasiswa baru yang mengundurkan diri dan sudah membayar uang pembangunan, Muhadjir secara tegas mengatakan mulai tahun ini tidak akan mengembalikan seluruh dana pembangunan yang telah dibayar oleh para mahasiswa baru. Muhadjir menjelaskan pada tahun-tahun sebelumnya, mahasiswa yang keluar dari UMM bisa mengambil lagi seluruh uang yang telah dibayarkan, seperti biaya pembangunan dan biaya pendidikan yang telah mereka angsur. Pengembalian uang ini berlaku bagi mahasiswa yang keluar belum dari satu semester. Namun, mulai tahun ini, aturan tersebut tidak berlaku lagi, sehingga uang yang telah dibayar tak bisa dikembalikan atau diambil kembali dan aturan ini berlaku untuk semua jurusan. Keputusan tersebut, kata Muhadjir harus diambil untuk mengurangi jumlah mahasiswa yang telah terdaftar di UMM pindah perguruan tinggi. "Kebijakan ini agar calon mahasiswa memilih UMM sebagai kampus pilihan pertama, serta untuk menyiasati pengurangan kuota total mahasiswa UMM," ujarnya. Tahun lalu kuota mahasiswa baru sebanyak 7.600 orang dan tahun ini berkurang menjadi 6.500 mahasiswa. Sementara itu Kepala Humas UMM Nasrullah mengatakan kuota mahasiswa yang diterima UMM pada ujian gelombang kedua ini sekitar 2.500 orang, namun jumlah ini bukan angka pasti karena UMM juga mempertimbangkan hasil ujian mereka. "Jika nilainya banyak yang diatas standar, maka jumlah yang diterima semakin banyak dan mengurangi kuota mahasiswa pada gelombang tiga yang kuotanya sebanyak seribu mahasiswa. Tahun ini juga berjalan lancar dan tidak ditemukan adanya joki seperti tahun lalu," ujarnya. Pada tes gelombang pertama UMM diikuti sebanyak 5.027 calon mahasiswa, termasuk yang mendaftar pada seleksi jalur undangan. Tahun lalu, jumlah peserta tes di UMM secara kesuluruhan lebih dari 15 ribu orang. Saat ini UMM mengantongi akreditasi institusi dengan nilai A. Jumlah mahasiswa mencapai 30 ribu lebih, tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga luar negeri, seperti Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, Kroasia, Arab Saudi, Jerman, Thailand, Jepang serta sejumlah negara di Asia dan Eropa.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014