Oleh Dewanto Samodro Jakarta (Antara) - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf meminta kedua kandidat yang bersaing dalam Pemilu Presiden 2014 beserta pendukungnya untuk tidak melakukan euforia kemenangan secara berlebihan. "Janganlah melakukan pesta atau konvoi yang bisa memecah belah bangsa ini. Memilih dan mendukung presiden penting, tetapi tetap harus menjaga keutuhan bangsa," katanya saat dihubungi di Jakarta, Rabu. Slamet mengatakan hasil hitung cepat yang dirilis berbagai lembaga dan kemudian dijadikan acuan kedua belah pihak untuk mengklaim kemenangan adalah sebuah fakta yang harus dihormati. Namun, akan lebih bijaksana bila kedua belah pihak menahan diri dan lebih berpegang pada hitung faktual oleh KPU yang akan diumumkan pada 22 Juli 2014. "Kedua belah pihak, termasuk para pendukungnya, dimohon menunjukkan sikap sebagai negarawan. Jaga republik ini agar tidak terbelah oleh perbedaan pilihan politik akibat pilpres," tuturnya. Hasil hitung cepat sementara Pemilu Presiden 2014 sudah dirilis sejumlah lembaga. Hasilnya berbeda-beda. Hasil hitung cepat kerja sama Perum LKBN Antara dan LPP RRI menyatakan kemenangan sementara Jokowi-JK. Dari 98,50 persen sampel suara yang masuk, Prabowo-Hatta meraih 47,46 persen sedangkan Jokowi-JK meraih 52,54 persen. Sementara itu, hitung cepat yang dilakukan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menyatakan, kemenangan sementara untuk pasangan Prabowo-Hatta. Dari 93,41 persen sampel suara yang masuk, Prabowo-Hatta meraih 52,05 persen sedangkan Jokowi-JK meraih 47,95 persen. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014