Pamekasan (Antara Jatim) - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) berupaya memperkuat nasionalisme pemuda di Indonesia menjelang pelaksanaan pemilu presiden 2014 ini dengan melakukan seminar "Kebangsaan" bersama LSM dan aktivis pemuda di Pamekasan, Jawa Timur. "Ada beberapa LSM yang bekerja sama dengan Kemendagri dalam berupaya melaksanakan missi itu yang kami dikemas dalam bentuk seminar kebangsaan," kata Ketua LSM Lembaga Pengembangan Sosial Masyarakat (LPSM) Pamekasan Achmad Subaidi di Pamekasan, Rabu. Seminar digelar di masing-masing kecamatan di Kabupaten Pamekasan dengan sasaran adalah pemuda-pemuda desa, pengurus ormas, partai politik dan praktisi pendidikan. Menurut Subaidi, acara itu digelar bukan dalam rangka mendukung salah satu capres cawapres yang akan bersaing pada pilpres 9 April 2014, akan tetapi untuk memberikan kontribusi positif dalam membentuk wawasan kebangsaan kepada para pemuda, guna meningkatkan ketahanan sosial budaya, kemadirian bangsa dan kedaulatan NKRI pascapemilu presiden. "Kami memperhatikan sebagian masyarakat di Pamekasan ini secara khusus dan Indonesia secara umum belum dewasa dalam menyikapi perbedaan pilihan politik. Tidak jarang, karena beda pilihan, maka hubungan kekeluargaan menjadi retak," tuturnya. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, kata dia, permusuhan akibat perbedaan pilihan itu bisa menyebabkan terjadinya situasi yang tidak kondusif di kalangan masyarakat, dan hal itu perlu diantisipasi. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian dalam negeri, tentu juga memiliki missi yang sama, dalam berupaya mewujudkan tatanan masyarakat yang demokratis, aman, damai dan bijak dalam menyikapi perbedaan pilihan. "Makanya, kita bekerja sama dalam melaksanakan program ini, karena tujuannya memang sama," tukasnya. Pembicara dalam acara seminar kebangsaan bertema "Melalui Pemilu 2014, Kita Tingkatkan Ketahanan Sosial Budaya, Kemandirian Bangsa Dan Kedaulatan NKRI" yang digelar di pendopo Kecamatan Pakong, Pamekasan itu, dosen Universitas Madura (Unira) Halifaturrahman, Direktur Central of Religion dan Political Studies (Centris) Madura. Hadir juga sebagai pembicara kunci Kepala Subdit Ormas Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri RI, Dr Bahtiar, M.Si. Pembicara Halifaturrahman menekankan pentingnya kaum muda bersatu dalam menyikapi perbedaan pilihan pemilu, serta perlu antisipasi bahaya laten komunis yang menurutnya kini mulai terasa dalam kehidupan sosial masyarakat. Halifaturrahman mengatakan, ada beberapa hal yang menandai masuknya kembali paham komunis di Indonesia. Diantaranya, kurangnya sikap peduli kebangsaan kaum muda, serta kecenderungan pemuda untuk berfikir individual. "Pemikiran semacam ini tentu bisa mengancam keutuhan negara bangsa ini," kata Halifaturrahman. Direktur Centris Sulaisi Abdurrazaq mengupas tentang politik pragmatis yang ditandai dengan maraknya praktik politik uang pada pemilu legislatif 2014 ini. Ia menilai, saat ini sudah ada pergeseran makna wakil rakyat berdasarkan pemilu yang pragmatis itu. Jabatan wakil rakyat cenderung dianggap sebagai upaya untuk meraih kekayaan, sedangkan tugas sebenarnya sebagai wakil untuk menyampaikan aspirasi kini di kalangan masyarakat cenderung memudar.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014