Surabaya (Antara Jatim) - Wagub Jatim H Saifullah Yusuf menegaskan bahwa prostitusi jalanan dan kemungkinan menularnya HIV/AIDS akan diantisipasi pascapenutupan Lokalisasi Dolly pada 18 Juni. "Lokalisasi Dolly itu merupakan lokalisasi ke-24 dari 47 lokalisasi di Jatim yang sudah kita tutup, karena itu kita akan tetap lakukan antisipasi dampaknya sesuai pengalaman yang ada," katanya di Surabaya, Sabtu. Di sela-sela Dies Natalis I Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang juga dihadiri Mendikbud Mohammad Nuh, ia menjelaskan ada tiga pola antisipasi sesuai pengalaman yakni pencegahan, pemberdayaan, dan pengawasan. "Pihak-pihak yang menolak penutupan lokalisasi Dolly dengan pertimbangan HIV/AIDS dan prostitusi jalanan itu akan diyakinkan tentang manfaat dan mudharat dari kebijakan penutupan lokalisasi itu," katanya. Pihaknya akan meyakinkan bahwa setiap kebijakan itu ada manfaat dan mudharat (kerugian). "Karena itu, kita akan yakinkan bahwa manfaat dari penutupan lokalisasi Dolly itu lebih besar dari mudharat-nya. Kita bisa cari solusi bersama," katanya. Apalagi, kata Wagub yang juga anggota Dewan Pembina Unusa itu, WTS di Lokalisasi Dolly itu sebenarnya hanya 40 persen yang berasal dari Jatim, karena lainnya justru dari luar Jatim. "Untuk itu, kita akan berkoordinasi dengan kabupaten/kota di Jatim dan luar Jatim untuk melakukan pengawasan bersama pascapenutupan Dolly," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014