Malang (Antara Jatim) - Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Prof Chandra Fajri Ananda, menjamin netralitas Prof Ahmad Erani Yustika ketika menjadi moderator debat calon presiden dan wakil presiden tahap kedua pada 15 Juni. "Saya yakin Prof Erani bisa bersikap profesional dan pasti akan bertindak netral ketika menjadi moderator debat calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) yang mengusung tema pembangunan ekonomi dan kesejahteraan. Saya yakin pak Erani pasti mampu," katanya di Malang, Jumat. Komisi Pemilihan Umum (KPU), katanya, sebagai penyelenggara debat capres-cawapres tentu sudah mempertimbangkannya dengan matang memilih Erani sebagai moderator dan tentunya KPU juga memiliki kandidat atau figur lain yang juga independen, namun akhirnya pilihan jatuh ke guru besar ekonomi Universitas Brawijaya (UB) ini. Ia mengemukakan selama ini Prof Erani lebih condong dengan sistem perekonomian kerakyatan yang juga diusung kedua kandidat capres. "Saya melihat tulisan-tulisan Pak Erani banyak yang mengusung tentang ekonomi kerakyatan, dimana sistem tersebut juga diusung dan menjadi program dua capres yang bakal bertarung 9 Juli," ujarnya. Nama Prof Dr Ahmad Erani Yustika menjadi bahan perbincangan setelah KPU menetapkan sebagai moderator debat capres kedua (15/6), apalagi kubu Prabowo-Hatta sempat meragukan netralitasnya. Ahmad Erani Yustika lahir di Ponorogo pada 22 Maret 1973 dan alumni Universitas Brawijaya Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangungan (IESP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang lulus tahun 1996. Erani sudah menonjol di bidang akademik sejak kuliah, bahkan ia juga aktif di berbagai organisasi kampus, terutama yang terkait bidang tulis menulis. Prof Ahmad Erani Yustika dikukuhkan sebagai guru besar pada usia 37 tahun. Pada tahun 2006 dan 2009 terpilih sebagai dosen berprestasi pertama di lingkungan UB sekaligus dosen berprestasi tingkat nasional. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014