Suasana Pantai Pulau Merah di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tampak ramai pada 23-25 Mei lalu. Ribuan wisawatan lokal berbaur dengan turis mancanegara menikmati panorama indah pantai tersebut. Saat itu, secara kebetulan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga sedang punya hajat menggelar kejuaraan selancar internasional di kawasan objek wisata itu bertitel "Pulau Merah Banyuwangi International Surfing Competition 2014". Ajang yang menggabungkan olahraga dan pariwisata (sport-tourism) ini merupakan yang kedua, setelah kegiatan pertama berlangsung sukses pada 2012. Pada kejuaraan yang dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu tersebut, peserta yang ambil bagian lebih kurang 125 peselancar dari 15 negara dan 65 peselancar nasional serta lokal Banyuwangi. Adapun peselancar mancanegara yang hadir antara lain dari Belgia, Austria, Amerika Serikat, Malaysia, Turki, Jerman, Prancis, Belanda, Rusia, dan Serbia. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan kejuaraan selancar ini merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan Pantai Pulau Merah sebagai destinasi andalan baru di daerahnya, selain objek wisata Kawah Ijen dan Pantai Sukamade yang sudah sangat dikenal turis asing. "Alhamdulillah, sejak diperkenalkan pada 2012, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pulau Merah terus melonjak. Kini Pulau Merah tidak hanya dikenal masyarakat Indonesia, tetapi juga mancanegara," ujarnya. Selain melalui kompetisi selancar, Pemkab Banyuwangi juga menggelar kejuaraan balap sepeda internasional "Tour de Ijen" pada 2012, yang salah satu rute lombanya finis di Pantai Pulau Merah. Data yang diperoleh Antara dari posko penjualan tiket masuk di kawasan Pantai Pulau Merah mencatat, jumlah pengunjung yang datang setiap akhir pekan (Sabtu-Minggu) mencapai hampir 4.000 orang, sedangkan sebelum dipromosikan hanya sekitar 500 orang. Kehadiran pengunjung tersebut secara langsung berdampak positif dalam menggerakkan sektor perekonomian masyarakat setempat, yang berwirausaha dengan membuka warung makanan dan minuman, kios cenderamata, dan jasa penyewaan penginapan (homestay). Seiring larangan berdirinya hotel atau resort, di sekitar Pantai Pulau Merah kini terdapat puluhan homestay yang disediakan oleh penduduk. Harga sewa yang ditawarkan berkisar Rp300.000 hingga Rp1 juta permalam, tergantung besar kecilnya rumah. "Sampai saat ini, pariwisata masih menjadi salah satu industri yang bisa mendatangkan keuntungan keuangan tercepat dan paling efisien, sekaligus penggerak ekonomi daerah," tambah bupati. Menteri Kehutanan zulkifli Hasan yang sempat menilik Pantai Pulau Merah di sela-sela kunjungan kerjanya di Banyuwangi, Jumat (23/5), mengaku takjub dengan sepak terjang pemkab setempat dalam mengembangkan potensi daerahnya. "Saya kira tempat ini merupakan salah satu objek wisata pantai yang terindah di Tanah Air. Berkat kecerdasan Bupati Banyuwangi, potensi keindahan Pantai Pulau Merah bisa dimaksimalkan dan kini sudah dikenal masyarakat Indonesia, bahkan mendunia," ujarnya. Objek wisata Pantai Pulau Merah sejatinya berada di kawasan milik PT Perhutani. Pemkab Banyuwangi kemudian melakukan nota kesepahaman dengan Kementerian Kehutanan untuk mendapatkan izin membuka kawasan tersebut sebagai tempat wisata. Pujian terhadap keindahan panorama Pantai Pulau Merah juga datang dari salah satu peserta kejuaraan selancar asal AS, Joshua. "Sebelumnya saya lebih sering datang ke Bali untuk berselancar, tapi begitu datang ke sini, saya langsung takjub. Pantainya sangat indah, karena ada gugusan pulau kecil yang membentang dan masih alami," ujarnya. Destinasi Baru Pantai Pulau Merah adalah satu dari beberapa destinasi baru yang sedang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Masih ada destinasi lain, seperti Teluk Hijau, Pantai Boom, Segara Anak Bedul, Desa Wisata Osing (suku asli Banyuwangi), dan wisata perkebunan. Dulu, wisatawan mancanegara yang datang ke daerah berjuluk "The Sunrise of Java" itu, mayoritas ingin menikmati panorama Kawah Ijen yang terkenal dengan "blue fire"-nya (api biru). Turis asal Eropa paling menyukai fenomena alam yang sangat langka itu. Setelah Kawah Ijen, sebagian dari mereka yang sangat menikmati keaslian alam akan berkunjung ke Pantai Sukamade untuk menyaksikan penyu laut bertelur pada malam hari. Satu lagi destinasi wisata di Banyuwangi yang sangat terkenal di mancanegara adalah Pantai Plengkung atau G-Land, salah satu tempat berselancar terbaik di dunia dan banyak dikunjungi peselancar dari berbagai negara. Sama halnya dengan Pantai Pulau Merah, G-Land juga masuk kawasan milik Perhutani dan Pemkab Banyuwangi belum mendapatkan izin untuk membuka akses menuju kawasan itu. Para peselancar asing biasanya datang ke G-Land melalui Bali dengan menggunakan kapal yang disewa, karena kondisi jalan dari pusat Kota Banyuwangi menuju G-Land sangat berat. Menparekraf Mari Elka Pangestu usai membuka kejuaraan selancar di Pantai Pulau Merah, Jumat (23/5), memberikan apresiasi terhadap Pemkab Banyuwangi yang memiliki gagasan bagus dalam pengembangan sektor pariwisata. Menurut ia, semakin banyaknya bermunculan destinasi wisata unggulan baru di berbagai daerah di Indonesia, menjadikan pilihan paket wisata untuk turis mancanegara lebih beragam. Tidak seperti saat ini yang pasarnya mayoritas masih didominasi Bali. "Padahal kita memiliki banyak destinasi wisata, seperti Banyuwangi dengan Kawah Ijen dan Pantai Pulau Merah. Letak Banyuwangi juga strategis, dari Bali dan Surabaya sama-sama dekat karena sudah ada penerbangan langsung," katanya. Mantan Menteri Perdagangan itu memuji inisiatif daerah seperti Kabupaten Banyuwangi dalam mengemas pemasaran pariwisata melalui berbagai kegiatan, seperti olahraga dan festival budaya. "Saya tahu Banyuwangi punya acara pariwisata tahunan, seperti Banyuwangi Ethno Carnival, Festival Batik dan Beach Jazz Festival. Selain itu juga ada 'sport-tourism" balap sepeda Tour de Ijen dan kejuaraan selancar berskala internasional," tambahnya. Berbagai kegiatan pariwisata yang dikemas dengan sajian menarik tersebut akan mampu meningkatkan ketertarikan wisatawan lokal dan mancanegara, yang pada akhirnya mendongkrak tingkat kunjungan wisata. Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi mencatat tingkat kunjungan wisatawan mengalami kenaikan cukup signifikan, dari 5.502 orang turis asing pada 2012, menjadi 10.462 orang pada 2013. Adapun wisatawan lokal meningkat dari 860.831 orang, menjadi 1.057.952 orang. Kemenparekraf akan terus mendorong semakin banyak daerah untuk berinovasi mengembangkan sektor pariwisata dan memfasilitasi promosi wisata daerah. "Prinsipnya, kita lihat komitmen dari daerah, apakah kegiatan wisatanya dari tahun ke tahun membaik, konsisten dan semakin kreatif. Contohnya Banyuwangi yang secara rutin menggelar kegiatan dan meningkat kualitasnya. Selain itu, juga ada media promosi berbasis Android yang bisa diakses dengan mudah," ujarnya. Mari Pangestu juga merasa bangga, karena pengembangan sektor pariwisata di Banyuwangi ikut mendorong tumbuhnya sejumlah industri kreatif dari usaha kecil dan menengah. Bahkan, beberapa produk UKM itu telah menembus pasar ekspor. Namun demikian, Mari Pangestu juga mengingatkan bahwa pengembangan sektor pariwisata harus dibarengi dengan pembenahan infrastruktur penunjang, seperti akses jalan, transportasi dan penginapan (hotel). Dari sisi transportasi, saat ini sudah ada dua maskapai penerbangan yang melayani rute dari Surabaya ke Banyuwangi, yakni Wings Air dan Garuda Indonesia. Selain juga transportasi darat yang bisa ditempuh dari Surabaya dan Bali. "Untuk infrastruktur jalan, setiap tahun kami terus membangun dan memperbaiki ratusan kilometer jalan, seperti ke Kawah Ijen, Pulau Merah dan kawasan wisata perkebunan. Beberapa hotel baru berbintang juga sedang dibangun," ujar Abdullah Azwar Anas. Dalam beberapa tahun terakhir, gerak ekonomi berbasis wisata di Kabupaten Banyuwangi terus tumbuh, baik di sektor perhotelan, restoran maupun jasa hiburan kebudayaan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sektor kuliner yang terwakili dari sektor restoran mempunyai nilai tambah meningkat dari Rp560,5 miliar pada 2011 menjadi Rp654,4 miliar pada 2012. Sektor perhotelan tumbuh dari Rp286,6 miliar menjadi Rp341,8 miliar, kemudian sektor jasa hiburan kebudayaan naik dari Rp22,3 miliar menjadi Rp26,2 miliar. Adapun sektor kerajinan rakyat dari tekstil, barang kulit dan alas kaki menghasilkan kenaikan transaksi dari Rp3,9 miliar menjadi Rp4,7 miliar, sedangkan sektor kertas dan barang cetakan juga tumbuh dari Rp155,2 miliar menjadi Rp175,1 miliar. "Dari angka-angka itu menunjukkan bahwa sektor pariwisata mampu menjadi penggerak berbagai sektor perekonomian di daerah. Oleh karena itu, kami akan terus mendorong pengembangan pariwisata," papar bupati. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014