Surabaya (Antara Jatim) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim menilai alasan PT HM Sampoerna Tbk menutup pabrik sigaret kretek tangan (SKT) di Lumajang dan Jember mengada-ada.
"Penyebab diberlakukannya kebijakan penutupan kedua pabrik tersebut perlu dipertanyakan ulang. Meski penjualan SKT sejak tahun 2013 telah mengalami penurunan tapi pasar SKT di Tanah Air besar," kata Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, Dedy Suhajadi saat dihubungi di Surabaya, Selasa.
Apalagi, lanjutnya, pihak Sampoerna beralasan bahwa penghentian produksi SKT di dua wilayah itu karena adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dari SKT ke sigaret kretek mesin (SKM).
"Sementara, beberapa pabrik sejenis milik perusahaan lain justru masih bisa tumbuh dan memasarkan produk mereka," ujar Dedy yang juga Ketua Kelompok Kerja Penyelamatan Kretek Sebagai Produk Asli Indonesia.
Meski demikian, jelas dia, Sampoerna telah mengatakan adanya penurunan penjualan untuk produk SKT. Akan tetapi penurunan tersebut dianggap Kadin Jatim tidak sebanding jika harus mengakibatkan penutupan dua pabrik sekaligus.
"Kami yakin Sampoerna punya alasan lain kenapa mereka menutup kedua pabrik itu," katanya.
Ia memprediksi, alasan penutupan pabrik lebih dipicu besarnya tenaga kerja yang diserap di masing-masing daerah. Bahkan, ada indikasi Sampoerna memang akan berkonsentrasi ke pasar SKM mengingat tenaga kerja yang dipekerjakan relatif lebih sedikit karena sudah menggunakan mesin.
"Kalau tetap produksi SKT, Sampoerna tentu membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang sangat besar karena proses linting rokok menggunakan tangan," katanya.
Mengenai dampak penutupan dua pabrik tersebut, tambah dia, yakni mengakibatkan sekitar 4.900 karyawan akan dirumahkan. Selain itu, ikut berpengaruh terhadap pergerakan ekonomi masyarakat di sekitar pabrik juga diperkirakan semakin tertekan.
"Misal, dari pemilik kos-kosan, warung di sekitar pabrik hingga pedagang ikut terdampak penutupan pabrik itu," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, upaya Sampoerna juga dianggap bertentangan dengan pernyataan Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk, Paul Norman Janelle beberapa waktu yang lalu. Ia sempat mengemukakan, Sampoerna tidak akan menyingkirkan perhatian terhadap SKT.
"Fokus terhadap SKT dinilai Sampoerna guna mempertahankan nilai sejarah dan sangat menjanjikannya pasar SKT. Contoh, merek Dji Sam Soe ini memiliki sejarah panjang dan menjadi SKT terbaik di Indonesia," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014