Tulungagung (Antara Jatim) - Polisi menduga kasus perampok beruntun yang terjadi di Trenggalek, Minggu (11/5) dan di kabupaten tetangganya, Tulungagung, Senin (12/5) dilakukan oleh komplotan yang sama jika dilihat dari pola dan modus kejahatan tersebut yang identik. "Ada kemungkinan pelakunya sama, tapi kami belum bisa pastikan," kata Kasat Reskrim Polres Tulungagung, Jawa Timur, AKP Lahuri, Jumat. Kemiripan dalam peristiwa perampokan beruntun di dua daerah bertetangga itu antara lain mengacu pada cara para pelaku datang, masuk rumah, lalu menyekap para penghuninya dan menggasak seluruh harta-benda korban. Hal yang membedakan dalam dua kejadian tersebut adalah jumlah pelaku dan senjata yang digunakan. Pada kasus di Trenggalek, pelaku diketahui korban sempat menodongkan senjata api, sementara kasus di Tulungagung tidak. "Dugaan kesamaan juga mengacu pada dialek mereka saat bicara. Kesaksian para korban, keduanya sama-sama menggunakan logat Madura campuran dan diduga berasal dari daerah Malang selatan atau sekitar Lumajang," kata Lahuri menambahkan. Sinyalemen yang sama disampaikan Wakapolres Tulungagung, Kompol Indra Lutrianto maupun salah satu polisi perwira Polres Trenggalek, AKP Sukarjito. "Minimal dua kasus perampokan itu dilakukan oleh komplotan yang berasal dari daerah yang sama, yakni dari daerah tapal kuda. Kami masih selidiki," kata Kapolsek Kampak, AKP Sukarjito. Perampokan di Trenggalek dan Tulungagung terjadi secara beruntun, pada Minggu (11/5) dinihari dan Senin (12/5) dinihari. Pada kasus perampokan di Trenggalek, pelaku ditengarai berjumlah empat orang yang beraksi menggunakan sepeda motor lalu merampok korbannya, seorang karyawan perusahaan alat kesehatan di Kecamatan Pule. Dalam kejadian ini, perampok yang bersenjata api dan parang sempat menembaki mobil patroli yang melakukan pencegatan di jalur pelarian mereka ke arah Malang di jalan raya Desa Bendo, Kecamatan Pogalan. Sementara dalam aksi perampokan di Tulungagung, sehari berikutnya, pelaku sempat menganiaya salah satu korbannya yang juga pemilik koperasi, hingga tewas. Pada kejadian terakhir ini, polisi berhasil menemukan sejumlah bukti petunjuk penting yang seharusnya memudahkan upaya perburuan para perampok, di antaranya rekaman CCTV pelaku, sidik jari, serta jejak keberadaan dua ponsel korban yang sempat dibawa kabur para perampok. Namun semua petunjuk tersebut sampai saat ini belum cukup membantu polisi dalam melacak keberadaan para pelaku, menilik hasil pengejaran yang dilakukan tim buru sergap gabungan yang sampai saat ini masih nihil. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014