Jember (Antara Jatim) - Kondisi pasien perempuan terduga (suspect) virus corona (Middle East Respiratory Syndrome/MERS CoV) yang dirawat di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Kabupaten Jember, Jawa Timur, sudah membaik. "Alhamdulillah kondisi kesehatannya sudah membaik, badannya sudah tidak panas dan tidak mengalami sesak napas, namun masih ada batuk pileknya," kata Direktur RSD dr Soebandi Jember dr Yuni Ermita, Rabu. Pasien terduga virus korona tersebut merupakan pasien rujukan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Tanggul, kemudian masuk RSD dr Soebandi Jember sejak Sabtu (10/5) dan ditempatkan di ruangan isolasi rumah sakit setempat. "Pasien tersebut mengalami gejala sesak napas, batuk, dan demam tinggi usai menjalankan ibadah umrah di Tanah Suci, sehingga pihak keluarga khawatir yang bersangkutan terjangkit virus korona dan membawanya ke RSD dr Soebandi Jember," tuturnya. Meskipun kondisinya sudah membaik, lanjut dia, pihak rumah sakit masih tetap merawatnya di ruangan isolasi karena hasil tes laboratorium yang menyatakan pasien tersebut positif atau negatif terjangkit virus korona belum turun. Humas RSD dr Soebandi Jember dr Justina Evi Tyaswati mengatakan tim medis masih melakukan observasi terhadap pasien terduga virus korona di ruangan isolasi, namun kondisi kesehatan pasien yang bersangkutan sudah membaik. "Pasien memiliki kesadaran penuh dan panas badannya masih naik-turun, namun sejauh ini masih stabil dan kondisinya lebih baik dibandingkan pada saat masuk ke RSD dr Soebandi," tuturnya. Menurut dia, tim medis dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sudah mengambil sample swap (cairan tenggorakan) pasien terduga virus korona itu untuk diuji di laboratorium Kementerian Kesehatan di Jakarta, sehingga pihaknya masih belum bisa memastikan apakah pasien yang bersangkutan terjangkit virus korona atau tidak. "Kemungkinan hasil sample swapnya akan keluar sepekan lagi, sehingga tim medis tetap melakukan pemantauan terhadap perkembangan pasien terduga virus korona yang kini menjalani rawat inap di ruangan isolasi," tuturnya. Ia menjelaskan pasien terjangkit virus korona yang menimbulkan Sindroma Pernapasan Timur Tengah akan berdampak serius pada kondisi kesehatan pasien karena penyakit yang berasal dari unta tersebut dapat menyebabkan kematian, apabila daya tahan tubuh pasien sangat rendah dan tidak segera ditangani.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014