Malang (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, mulai tahun ini menerapkan sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara "online" atau daring (dalam jaringan) di sejumlah sekolah untuk jenjang SMP Negeri, SMA dan SMK Negeri.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Malang Budi Iswoyo, Selasa, mengakui belum semua sekolah bisa menerapkan PPDB sistem daring tersebut, mungkin baru antara 40 sampai 50 sekolah negeri saja sebagai tahap pertama tahun ini.
"Ke-40 hingga 50 sekolah ini mulai menerapkan PPDB 'online' pada tahun ajaran baru 2014/2015 dan sekolah tersebut juga akan diber ikan Surat Keputusan (SK) dari Disdik dalam waktu dekat ini. Untuk menerapkan PPDB online ini, kami menggandeng PT Telkom," ujarnya.
Nota kesepahaman (MoU)-nya, kata Budi sudah dilakukan dan pekan depan akan dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS)-nya. Namun demikian, penerapan PPDB daring tahun ini masih bersifat uji coba karena baru pertama kali dilakukan di Kabupaten Malang.
Ke-40 sampai 50 sekolah yang bakal menerapkan PPDB daring tahun ini adalah sekolah-sekolah yang berada di Kecamatan Kepanjen, Singosari, Lawang, Gondanglegi dan Pagak.
"Sebelum diterapkan, kami akan mensosialisasikannya terlebih dulu pada penyelenggara pendidikan (sekolah), yang dilanjutkan pada siswa dan orang tua siswa," tuturnya.
Budi mengakui dibanding dengan Kota Malang, Kabupaten Malang jauh tertinggal karena Kota Malang sudah menerapkannya sejak beberapa tahun lalu, bahkan saat ini sudah dilakukan sistem rayonisasi untuk meratakan kualitas pendidikan di kota itu.
Sementara Manajer Bisnis PT Telokom Area Malang M Anwar mengatakan pihaknya akan menyiapkan infrastruktur pendukung PPDB daring tersebut. Minimal ada tiga lokasi yang ketersediaan internetnya bisa diakses dengan mudah dan cepat, yakni di sekolah penyelenggara, kantor Telkom terdekat serta Kantor Kecamatan.
Sebelum diterapkan, operator PPDM daring juga akan dilatih secara intensif dan sebelum pelaksanaan PPDB daring, Telkom juga akan mengecek kembali kesiapan sekolah untuk melakukan perbaikan-perbaikan jika ada infrastruktur yang kurang.
"Sebenarnya hampir stiap sekolah sudah terkover dan mampu mengakses internet, sehingga kita dengan mudah menyiapkan websites PPDB online untuk memantau pergerakan nilai siswa yang mendaftar. Karena di Kabupaten Malang ini masih pertama kali dan bersifat uji coba, maka tidak ada rayonisasi, sehingga siswa juga bisa bebas memilih sekolah yang diinginkan," tegas Anwar.
Sementara itu di KOta Malang, penerapan PPDB daring dilakukan sejak beberapa tahun lalu, bahkan mulai dari siswa bebas memilih sekolah hingga ada sistem rayonisasi dengan tujuan menyamaratakan kualitas pendidikan, sebab tanpa rayonisasi, siswa yang nilai UN-nya tiggi akan berbondong-bondong mendaftar di sekolah favorit.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
Editor : Chandra Hamdani Noer
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014