Surabaya (Antara Jatim) - Bank Indonesia (BI) Wilayah IV Jawa Timur mencatat realisasi penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp90 triliun atau menyumbang 29,3 persen dari total kredit perbankan di provinsi itu.
"Terbatasnya proporsi kredit UMKM di Jawa Timur menjadi tantangan perbankan untuk terus melakukan upaya memperluas akses kredit kepada UMKM," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur Dwi Pranoto, dalam siaran persnya di Surabaya, Selasa.
Oleh sebab itu, ungkap Dwi, Bank Indonesia Wilayah IV Jatim bersama dengan Pemerintah Provinsi Jatim dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus mendorong inklusi keuangan kepada UMKM.
"Misal melalui program penguatan usaha dari sisi UMKM maupun melalui pemberian skim khusus UMKM dari sisi perbankan," ujarnya.
Sementara itu, terkait total aset bank umum dan BPR se-Jatim, jelas dia, pada bulan Februari 2014 mencapai Rp427,98 triliun. Besaran tersebut tumbuh 18,07 persen "yoy". Bahkan, angka itu lebih tinggi dari pertumbuhan aset perbankan secara nasional yang hanya meningkat dikisaran 13 persen.
"Untuk pencapaian Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum, sampai dengan akhir Februari 2014 mencapai Rp338,99 triliun," tuturnya.
Kinerja tersebut, tambah dia, tumbuh 14,8 persen dibandingkan performa DPK pada tahun sebelumnya. Berdasarkan jenisnya, DPK di Jatim masih didominasi oleh simpanan tabungan yang mencapai Rp149,87 triliun dengan pangsa sebesar 44,2 persen dan tumbuh 12,4 persen.
"Untuk simpanan deposito, produk perbankan ini juga menjadi bentuk pilihan utama masyarakat guna menyimpan dananya," ucapnya.
Proporsi simpanan deposito, sebut dia, menyumbang 40,4 persen dari total DPK atau senilai Rp136,79 triliun. Angka tersebut mencatat pertumbuhan 21,5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Bahkan, tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan DPK secara umum.
"Kalau simpanan giro yang lebih banyak digunakan untuk transaksi harian kegiatan usaha mencapai sebesar Rp52,3 triliun atau hanya tumbuh 6 persen (yoy)," katanya.
Ia melanjutkan, rendahnya pertumbuhan simpanan giro dipicu adanya peralihan pilihan penggunaan rekening giro ke rekening tabungan untuk transaksi usaha. Hal itu terkait dengan banyaknya fasilitas/ kemudahan pelayanan yang diberikan oleh simpanan tabungan yang saat ini juga menawarkan kemudahan untuk transaksi keuangan dunia usaha.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014