Malang (Antara Jatim) - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI Jenderal (Pur) Pramono Edhie Wibowo menyatakan dirinya tidak mau mendahului kehendak dan tetap menyelesaikan proses konvensi Partai Demokrat terlebih dahulu.
"Saya siap untuk mengabdi kepada bangsa dengan menjadi calon presiden (capres) melalui proses konvensi di Partai Demokrat (PD). Namun, saya tidak mau mendahului kehendak untuk menetapkan dengan siapa nantinya saya akan berpasangan," tegas Pramono Edhie Wibowo usai memberikan kuliah tamu dihadaan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, Minggu.
Pramono Edhie menegaskan dirinya tidak akan "ndisike kerso" (mendahului), bahkan tetap membiarkan proses konvensi berjalan hingga tuntas hingga ditentukan pemenangnya dan diusung menjadi capres dari Partai Demokrat.
Mengenai figur yang cocok mengemban amanah sebagai presiden mendatang, Pramono menegaskan siapapun yang terpilih nanti hendaknya adalah figur yang rela berkorban untuk rakyat. Hal itu diperlukan karena tantangan yang dihadapi bangsa ke depan sangat besar.
"Bagaimana nanti bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang punya rasa percaya diri tinggi dan tidak minder, bahkan siap bersaing dengan bangsa lain, sebab banyak yang menilai Indonesia tidak siap dan memiliki kualitas yang rendah jika dibandingkan dengan bangsa lain," tegasnya.
Padahal, katanya, sebanarnya bangsa Indonesia mampu membuat barang untuk kebutuhan bangsa sendiri termasuk di bidang peralatan utama sistem pertahanan (Alutsista).
Menurut dia, dengan sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dimiliki saat ini, tidak ada alasan bagi bangsa Indonesia untuk minder apalagi kalah bersaing dengan bangsa lain.
Peserta konvensi Partai Demokrat itu mengakui tidak dipungkiri jika masih banyak perusahaan di Tanah Air yang memberikan gaji tinggi kepada tenaga kerja asing dan membayar murah tenaga dalam negeri (lokal), meski secara kualitas tenaga kerja anak bangsa tidak kalah jika bersaing dengan tenaga asing.
Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya mengimbau agar mahasiswa yang ada di perguruan tinggi saat ini terus meningkatkan kemampuan dan merasa bangga dengan bangsanya sendiri.
"Jika mahasiswa sudah tidak bangga dengan bangsanya sendiri, sebaiknya dia tinggal di negara asing. Mahasiswa Indonesia harus bermutu, hebat, percaya diri, dan tidak minder ketika berhadapan dengan orang asing," tegasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014