Oleh Mulyana Serang (Antara) - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta partai-partai yang berbasis massa Islam harus menunjukkan keluhuran nilai Islam dalam politik personal maupun institusional. "Partai-partai yang berbasis Islam, baik Islam dalam norma maupun dalam kemasyarakatan hendaknya mewakili keluhuran nilai-nilai keislaman. Islam kan tidak boleh mencuri, Islam harus adil dalam penegakan hukum harus rahmatan lil'alamin. Nilai-nilai itu yang harus diwujudkan," kata KH Hasyim Muzadi usai pembicara dalam saresehan ulama, cendikiawan, dan pimpinan ponpes se-Banten di Gedung PWNU Provinsi Banten, di Serang, Sabtu. Ia mengatakan, mengenai elektabilitas partai-partai Islam di Indonesia jangan disalahkan Islamnya, karena yang salah itu di antaranya sebagian orang-orang yang memegang Islamnya. Oleh karena itu, untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap partai Islam tersebut, harus menunjukkan nilai-nilai keluhuran Islam tersebut dalam perilaku politik personal maupun institusional. "Kalau bicara politik dalam Islam, sudah tidak perlu lagi dalil tetapi implementasinya. Tampilkan keluhuran nilai-nilai keislaman, baik dalam politik personal maupun institusional," katanya. Ia mengatakan, berdasarkan hasil saresehan para ulama dan cendikiawan menyikapi Pemilu 2014, juga meminta kepada partai-partai yang berbasis nasional hendaknya benar-benar melaksanakan nasionalisme. Tidak hanya pada jargonnya saja, akan tetapi, pada realita penataan Indonesia, baik dari bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. "Selama ini partai nasionalis belum berwarna nasionalis, baik di bidang ekonomi, dan politik. Bahkan ada sekitar 20 Undang-undang menyangkut hajat hidup orang banyak harus ditinjau kembali karena terlalu 'pro asing'," kata Muzadi. Oleh karena itu, ia berharap seluruh energi dan sumber daya alam Indonesia dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan bangsa Indonesia dulu, jangan diberikan kepada pihak asing. "Warisan Presiden Soekarno yang katanya 'Trisakti', yakni berdaulat dalam politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, sekalipun belum optimal agar ada langkah-langkah konkret," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014