Surabaya (Antara Jatim) - Sedikitnya sembilan mahasiswa pascasarjana (S2) multinegara atau Massachusetts Intitute of Technology (MIT) mempelajari sistem transportasi angkutan massal cepat (AMC) di Surabaya. "Para mahasiswa ingin melihat dampak dan kesulitan apa yang bakal terjadi seandainya trem itu sudah beroperasi," kata dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Prof. Dr. Ir. Johan Silas yang turut mendampingi rombongan MIT menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di ruang kerjanya, Selasa. Menurut dia pengamatan mahasiswa MIT lebih difokuskan pada wilayah koridor utara-selatan yang rencananya akan dihubungkan trem. Selama seminggu, lanjut dia, mereka bersama tiga dosen pendamping bakal menggali informasi seputar transportasi serta rencana pengembangannya di masa mendatang. "Nah dengan hambatan seperti itu, kira-kira kota ini harus diapain? Itulah yang akan dibahas dalam penelitian mereka sehingga diharapkan ke depan daerah-daerah yang dilalui trem itu bisa bagus," katanya. Ia menyatakan mahasiswa MIT akan memprediksi kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan muncul serta memberikan masukan bagaimana cara mengantisipasinya. Menurut pendapat Johan Silas, hal tersebut jelas sangat menguntungkan Kota Surabaya. "Masukan yang diberikan tentu akan sangat berguna bagi pengembangan transportasi massal," katanya. Terlepas dari itu, Johas Silas menuturkan Surabaya patut berbangga karena MIT merupakan perguruan tinggi berbasis di Amerika Serikat (AS) yang memiliki reputasi global. Bisa berkuliah di sana, menurut dia, adalah impian seluruh mahasiswa utamanya yang berminat di jurusan teknik. "Perguruan tinggi top level dunia mau ke sini dan memberikan masukan itu kan luar biasa. Jarang sekali ada kota di Indonesia yang dipelajari oleh MIT," katanya. Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memaparkan tentang skema transportasi di Surabaya dari masa ke masa. Dijelaskan Risma, sejak dulu kawasan utara merupakan wilayah pelabuhan sedangkan agak ke arah tengah kota namun masih di wilayah utara terdapat kawasan kota tua. Pada masa lampau, lanjut dia, aktivitas padat di Surabaya bertumpu di kedua kawasan tersebut. "Jalur utara-selatan sangat padat. Oleh karenanya, guna mengurai kepadatan tersebut, pola pembangunan lantas dikembangkan ke barat dan timur," katanya. Saat ini Surabaya tengah berupaya mewujudkan AMC. Sebagai langkah persiapan, dalam waktu dekat akan dibangun sejumlah sub-terminal dan "park and ride" di beberapa titik. Hal itu bertujuan untuk memfasilitasi pergantian antarmoda saat AMC resmi beroperasi. Risma menegaskan "park and ride" bakal memainkan peran penting saat Surabaya memasuki era AMC. Masyarakat diharapkan tidak perlu jauh-jauh berkendara dengan kendaraan pribadi. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014