Malang (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, ekspor bijih plastik ke beberapa negara di Eropa, terutama Belanda, yang menjadi negara pengimpor tersbesar komoditas tersebut. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni, Senin, mengatakan selama tahun 2013 volume bijih plastik yang diekspor ke Eropa mencapai 3.837.843,16 kilogram dengan nilai nominal sebesar 1.150.721,55 dolar AS. "Dari sejumlah negara tujuan ekspor bijih plastik di Eropa, Belanda menjadi negara pengimpor terbesar komoditas ini. Tahun ini, kegiatan ekspor dari Kota Malang secara umum kita targetkan meningkat 15 persen, termasuk bijih plastik,"katanya. Selain bijih plastik, kata Ida Ayu, perhiasan emas dan perak juga tetap menjadi andalan ekspor kota tersebut, bahkan beberapa tahun terakhir ini volumenya juga meningkat. Pada tahun 2013, volume ekspor emas dan perak Kota Malang mencapai 3.837.843,16 kilogram senilai 24.737.634 dolar AS. Negara tujuan ekspor emas dan perak yang dihasilkan oleh PT Niki Joyo di bandulan, Kota Malang itu di antaranya adalah Amerika Serikat, Jerman, Hongkong, dan Singapura. Ia mengatakan ekspor sejumlah komoditas dari Kota Malang selama 2013 meningkat 15 persen dari tahun sebelumnya. Total nilai ekspor selama 2013 sebesar 107.176.317,2 dolar AS. Sementara untuk impor, Kota Malang justru menunjukkan grafik menurun. jika tahun 2012 nilai impor mencapai 3.718.845,5 dolar AS, tahun 2013 turun menjadi menjadi 2.831.127,4 dolar AS. Grafik penurunan impor tersebut justru bagus karena menunjukkan jika pemerintah daerah mampu menekan kebutuhan impor dan memaksimalkan komoditas lokal yang ada di daerah itu. Menurut Ida Ayu, komoditas impor tertinggi di daerah itu adalah barang elektronik yang berasal dari beberapa negara Asia, seperti Korea, Jepang, Cina, Thailand, dan Filipina serta sejumlah negara di Eropa, seperti Austria dan Jerman. Ia mengakui tahun ini merupakan saat terakhir untuk memaksimalkan produk berkualitas ekspor, sebab tahun 2015 tantangan di dunia perdagangan semakin berat dengan adanya kerja sama ekonomi antarnegara ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN. Persaingan, tegasnya, menjadi lebih terbuka, tidak hanya dengan barang lokal, tetapi juga barang-barang impor. "Oleh karena itu komoditas lokal ini kualitasnya harus ditingkatkan agar tidak sampai tergusur oleh barang-barang impor yang bisa masuk secara bebas," tegas Ida Ayu.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014