Surabaya (Antara Jatim) - Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur optimistis penurunan suku bunga kredit yang ditawarkan perbankan kepada pengusaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari delapan persen menjadi enam persen adalah peluang bagi eksistensi kalangan tersebut.
"Khususnya terhadap pertumbuhan dan keberlangsungan UMKM di wilayah Jatim," kata Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang UMKM, M Rizal, setelah Rapat Koordinasi Bidang Perekonomian Provinsi Seluruh Indonesia, di Surabaya, Selasa.
Ia optimistis, turunnya suku bunga kredit oleh Bank UMKM dapat memicu UMKM untuk menghasilkan produk bermutu tinggi. Salah satunya, dengan harga bersaing karena biaya produksi mereka bisa ditekan.
"Tahun 2015, Indonesia dihadapkan pada era pasar bebas ASEAN dengan diberlakukannya perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk itu, sejak sekarang UMKM sudah harus bersaing," ujarnya.
Meski begitu, kata dia, sampai sekarang kemudahan akses perbankan bagi UMKM memang masih menjadi persoalan krusial. Apalagi, ada banyak UMKM yang belum tersentuh penyaluran kredit perbankan karena sulitnya persyaratan.
"Akibatnya, ketika menjalankan produksinya justru mayoritas UMKM menggunakan pendanaan mandiri," katanya.
Sementara, kata dia, hanya 30 persen UMKM di Jatim yang sudah tersentuh penyaluran kredit perbankan. Mengenai persyaratan yang ketat di antaranya keberadaan agunan.
"Selain itu, banyak pengusaha UMKM yang sebenarnya bisnisnya sangat 'feasible' tetapi dinilai bank justru tidak 'bankable'. Misalnya hanya karena masalah agunan atau lamanya berbisnis," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014