Kediri (Antara Jatim) - Proses perbaikan rumah warga yang rusak akibat erupsi Gunung Kelud (1731 mdpl) di Kabupaten Kediri, terkendala dengan tingginya curah hujan.
"Sehari tidak bisa 100 persen, misalnya target 100 rumah selesai 70 rumah, karena sore hujan," kata Komandan Kodim 0809 Kediri Letkol Infanteri Heriyadi di Kediri, Jumat.
Ia mengatakan, sesuai dengan jam, anggota TNI bekerja sampai jam 17.00 WIB untuk perbaikan rumah, tapi karena cuaca yang tidak memungkinkan, akhirnya maju. Bahkan, ada dua anggotanya yang terjatuh saat memperbaiki rumah warga.
"Saya juga sudah dapat instruksi, kalau hujan berhenti dulu," ujarnya.
Dandim mengatakan, sampai saat ini sudah 1.580 rumah yang selesai dan bisa ditempati warga 100 persen. Jumlah itu memang masih jauh dari target, dimana sampai 9 Maret mendatang, bisa menyelesaikan 10 ribu rumah warga yang rusak.
Ia mengatakan, minimal dalam pekan ini bisa menyelesaikan 5.000 rumah warga. Untuk perbaikan, selain melibatkan unsur dari TNI, juga dibantu relawan dan warga.
Pihaknya juga menyebut, perbaikan itu lebih banyak dilakukan di dua daerah yaitu Kecamatan Kepung dan Puncu, dimana tingkat kerusakan bangunan di dua daerah itu cukup besar.
Untuk dua kecamatan lain, yaitu Ngancar dan Plosoklaten, perbaikan sudah dilakukan dan saat ini selesai. Perbaikan itu juga melibatkan tim dari TNI serta warga, sementara untuk material genting dibantu pemkab.
Dandim juga mengatakan, untuk proses recoveri itu, melibatkan 1.600 prajurit yang disebar di seluruh dusun. Satu dusun ada satu peleton prajurit. Tim masih dibantu dengan 280 tukang yang juga prajurit, serta menurunkan satu kompi batalyon zipur untuk membantu perbaikan tersebut. Mereka mempunyai spesialisasi di bidang masing-masing.
Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pada pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula siaga menjadi awas pada Kamis (13/2) pukul 21.15 WIB.
Gunung itu pernah meletus sampai 25 kali, rentang 1000 sampai tahun 2007, dengan puluhan ribu korban jiwa, maupun materiil. Gunung tersebut meletus terakhir pada 2007, tapi secara "efusif" atau tertahan.
Akibat erupsi Kamis tersebut, ribuan bangunan dan rumah mengalami kerusakan. Begitu juga dengan hektaran lahan pertanian gagal panen, serta berbagai kerugian lainnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014