Malang (Antara Jatim) - Ternak milik para pengungsi korban erupsi Gunung Kelud di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, segera digelontor dengan pakan konsetrat dari pemerintah setempat.
"Kami sudah berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait dan manajemen PT Netsle untuk segera mendistribusikan pakan hijau ternak. Dan, juga kami buka posko khusus untuk ternak yang ada di Ngantang," kata Bupati Malang Rendra Kresna yang ditemui di loaksi pengungsian di Kantor Kecamatan Pujon, Sabtu.
Untuk sementara memang dibuka posko di Ngantang dulu, sebab untuk kecamatan Pujon masih bisa dijangkau dan kondisinya tidak darurat, bahkan rumput untuk pakan ternak juga masih banyak yang tidak terdampak erupsi.
Meskipun di Kecamatan Pujon populasi ternak sapi lebih banyak, kata Rendra, kondisinya tidak mendesak seperti di Kecamatan Ngantang yang sudah seperti kota mati. Oleh karena itu, Dinas Peternakan, Dinas Pertanian, dokter hewan dan beberapa elemen juga dilibatkan untuk mengurus ternak milik warga yang sedang mengungsi.
Selain akan mendistribusikan puluhan ton pakan ternak, lanjutnya, para petugas maupun relawan juga diminta untuk melakukan patroli setiap malam ke lokasi bencana, sebab tidak menutup kemungkinan masih ada oknum yang tega mengambil barang yang bukan haknya, termasuk hewan ternak.
Sebab, tegas Rendra, tidak mungkin ternak yang jumlahnya puluhan ribu itu akan dievakuasi, bahkan dibuatkan shelter pun juga tidak mungkin karena jumlahnya yang terlalu banyak. "Meski puluhan ribu kalau itu manusia, tentu kami bisa lakukan, tapi kalau sapi rasanya tidak mungkin," ujarnya.
Hampir 90 persen warga Kecamatan Ngantang sebagai peternak sapi perah. Dan, selama kondisi akibat erupsi Gunung kelud belum benar-benar aman, warga yang mengungsi tidak diperbolehkan kembali ke rumah, sehingga ternak milik mereka dijaga dan dirawat oleh para relawan.
"Akibat erupsi Gunung Kelud ini, secara otomayis produksi susu yang dihasilkan peternak di Ngantang terhenti dan secara keseluruhan produksi susu segar di Kabupaten Malang juga menurun. Tapi, kami belum hitung berapa persen penurunannya jika diabandingkan dengan produksi sebelum terjadi erupsi," kata Rendra.
Sebelumnya ProFauna Indonesia juga telah mengirimkan satu tim yang beranggotakan lima orang untuk menyisir dan mendata ternak milik warga yang ditinggalkan untuk mengungsi.
Sementara di Pos Pantau Bendungan Selorejo, Kecamatan Ngantang, beberapa truk hilir mudik membawa hewan ternak berupa sapi dan kambing. Sebagian peternak mengevakuasi ternaknya ke kandang milik saudara yang paling dekat dan sebagian besar ada di Pujon dan Batu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014