Malang (Antara Jatim) - Para pengungsi korban bencara erupsi Gunung Kelud di Posko Kantor Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kekurangan fasilitas dan sarana air bersih untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK). Karena minimnya fasilitas air bersih untuk MCK tersebut, para pengungsi harus rela antri hingga bermeter-meter, bahkan harus berdesakan untuk mendapatkan giliran dan memenuhi kebutuhan MCK-nya, Sabtu. Salah seorang pengungsi asal Desa Banturejo Minarsih mengaku dirinya terpaksa hanya membasuh muka dan sikat gigi saja untuk menghemat persediaan air bersih. "Penginnya ya mandi karena badan sudah gerah dan terasa sangat lengket, tapi mau bagaimana lagi, airnya terbatas dan harus bergiliran," ujarnya. Kalau kondisi seperti ini terus, katanya, dirinya ingin kembali ke rumah di Ngantang, apalagi ternak sapi miliknya juga ditinggalkan begitu saja ketika terjadi letusan Gunung Kelud, Kamis lalu (13/2). Menanggapi minimnya fasilitas air bersih dan MCK di lokasi pengungsian tersebut, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tatat Ruang Kabupaten Malang Romdhoni, menjelaskan kebutuhan MCK termasuk toilet portable sudah disediakan. Ia mengatakan ada 14 toilet portable di kawasan pengungsian Pujon tersebut dan jumlah itu dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. "Tapi kalau memang masih dirasa kurang, kita akan menambahnya," kata Romdhoni. Selain ditempatkan di lokasi pengungsian di Kantor Kecamatan Pujon, toilet dan MCK mobile juga disediakan di beberapa titik di sekitar lokasi pengungsian yang satu dengan lainnya. Contohnya, ditengah-tengah lokasi pengungsian di kantor camat dengan di loaksi SDN Pujon Lor 3. Sementara itu kondisi pengungsi yang pada hari pertama ditempatkan di tenda-tenda, pada hari kedua sudah ditempatkan di dalam gedung kantor camat. Sedangkan tenda-tenda yang ada di halaman kantor camat difungsikan untuk para petugas dan relawan, baik dari PMI, Tagana maupun lembaga lainnya. Sedangkan tenda lainnya dimanfaatkan untuk dapur umum. Sementara pendopo kantor kecamatan difungsikan untuk menampung logistik bagi pengungsi yang berasal dari bantuan masyarakat. Selain masih minimnya fasilitas MCK, kebutuhan lainnya berupa pakaian, selimut, makanan bayi, pampers maupun susu formula juga masih minim. Sedangkan bantuan berupa mie instan maupun minuman mineral justru berlebihan dan masih bertumpuk-tumpuk. "Kami ini sangat membutuhkan pakaian bersih, keperluan untuk mandi dan selimut, namun yang paling mendesak sekarang ini adalah makanan bayi dan susu formula. Karena ketersediaannya hanya sedikit, kami pun juga harus rela berbagi dengan lainnya agar anak-anak kami sama-sama mendapatkan asupan gizi," kata pengungsi yang memiliki bayi berusia 2 tahun, Andriana.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014