Bojonegoro (Antara Jatim) - Jumlah remitansi atau pengiriman uang tenaga kerja Indonesia asal Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, melalui sejumlah bank dan kantor pos selama 2013 mencapai Rp35,21 miliar, menurunkan dibanding 2012 sejumlah Rp39,75 miliar.
Kasi Informasi Pasar, Bursa Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertransos Bojonegoro Sugihartono, Rabu, mengatakan penurunan remitansi TKI disebabkan antara lain tidak semua TKI mengirimkan uangnya melalui bank dan kantor pos.
Selain itu, juga dipengaruhi menurunnya jumlah TKI yang berangkat ke luar negeri pada 2013 sebanyak 336 orang, sementara pada 2014 sejumlah 408 orang.
"Penurunan jumlah TKI yang berangkat ke luar negeri disebabkan belum ada kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Malaysia, juga negara lainnya seperti Arab Saudi, mengenai perlindungan tenaga kerja," jelasnya.
Ia mencontohkan paspor TKI yang bekerja di Malaysia dan negara Timur Tengah selama ini selalu dipegang majikan, sehingga mengakibatkan posisi TKI lemah.
Namun, menurut dia, Malaysia dan negara di Timur Tengah, seperti Qatar dan Abu Dhabi, saat ini sudah sepakat mengenai paspor TKI dipegang yang sendiri pemiliknya sebagaimana usulan pemerintah.
"Tapi, pemerintah Arab Saudi masih belum sepakat kalau paspor harus tetap dipegang TKI," ujarnya.
Ia menjelaskan dari jumlah remitansi TKI Bojonegoro, terbesar dikirimkan melalui kantor pos yang mencapai Rp23,17 miiliar. Selanjutnya melalui Bank Jatim Rp615 juta, BRI Rp931,4 juta, Danamon Rp96,67 juta, Mandiri Rp963,6 juta, dan BNI 46 Rp9,43 miliar.
"TKI lebih senang mengirimkan uangnya melalui kantor pos, sebab kantor pos tidak hanya ada di kota, tapi juga ada di sejumlah kecamatan sehingga memudahkan keluarga TKI," jelasnya.
Remitansi sebanyak itu merupakan hasil kiriman sekitar 3.500 TKI asal Bojonegoro yang bekerja di 22 negara, seperti Malaysia, Singapura, Taiwan, Hong Kong, dan Jepang, termasuk dari Timur Tengah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014