Trenggalek (Antara Jatim) - Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mengambil secara acak sejumlah sampel ternak burung puyuh yang mati, diduga akibat serangan virus flu burung, di Desa Pakis, Kecamatan Durenan, Minggu. Langkah penanggulangan awal juga langsung dilakukan tim kesehatan hewan dengan melakukan penyemprotan di sekitar kandang-kandang ternak puyuh yang mengalami kematian mendadak dan masif di daerah tersebut. "Kalau melihat cirinya, ini (kematian puyuh) disebabkan H5N1 (flu burung). tapi untuk pastinya masih akan kami teliti lagi di laboratorium," ujar Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswas) Dinas Peternakan Trenggalek, drh Budi Satriawan. Ia berjanji, hasil pengujian laboratorium sudah bisa diketahui Senin (10/2). Langkah pencegahan juga segera mereka rencanakan dengan melakukan vaksinasi terhadap seluruh burung puyuh milik peternak di Desa Pakis Kecamatan Durenan. Dinas Peternakan juga akan memberikan antisipasi awal lainnya untuk burung puyuh yang masih hidup agar lebih tahan terhadap serangan penyakit, salah satunya dengan memberikan air gula pada hewan ternak tersebut. Budi menjelaskan, kemungkinan matinya ribuan burung puyuh di Desa Pakis Kecamatan Durenan salah satunya akibat kondisi kandang yang kurang baik/memadai. Dikatakan, hampir seluruh kandang kondisinya lembab, berada di dataran rendah dan kurang sinar matahari. Diberitakan, ribuan ekor burung puyuh milik sejumlah peternak di Desa Pakis Kecamatan Durenan dilaporkan mati mendadak secara beruntun dan masif. Diperkirakan, total jumlah burung puyuh milik peternak yang mati mencapai lebih 1.500 ekor. Menurut keterangan peternak, matinya ribuan ekor burung puyuh milik mereka terjadi tidak lebih dari satu minggu. Ternak puyuh mereka mati dengan ciri-ciri kepala hingga tubuh membiru. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014