Oleh Muhammad Arief Iskandar Bengkulu (Antara) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Pers Nasional 2014 di Benteng Marlborough, Bengkulu, Minggu, menyoroti para pemilik media yang berpolitik dan menyalahgunakan medianya untuk kepentingan sendiri. "Hegemoni dan kontrol dari kekuasaan terhadap kehidupan demokrasi itu buruk. Saya harus mengatakan sama buruknya dengan hegemoni dan kontrol pemilik modal pers yang melebihi kepatutan," kata Presiden. Presiden mengaskan hegemoni dan kontrol pemilik modal merupakan salah satu isu yang mengemuka seiring dengan sejumlah pemilik media yang turut maju dalam arena politik. Pada peringatan Hari Pers Nasional 2014 tersebut, penyalahgunaan media untuk kepentingan politik para pemiliknya juga menjadi bahasan dan isu utama. Apalagi di tengah tahun politik, mendekati Pemilu 2014. Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia Margiono mengatakan, kontrol pemilik media menjadi isu yang panas hingga saat ini. Objektivitas dan independensi media secara utuh terhadap pemiliknya pada kenyataannya sulit diwujudkan. Hal yang bisa diwujudkan adalah semaksimal mungkin objektif dan independen. "Mengajak objektif betul adalah tidak mungkin. Yang bisa disebut adalah semaksimal mungkin objektif dan independen," katanya. Deklarasi Hari Pers Nasional 2014 yang dibacakan oleh Ketua Dewan Pers Bagir Manan juga memuat isu tersebut. "Demi menjaga martabat dan integritas pers yang independen dan fair, pers Indonesia harus dapat menahan diri dan mengenal batas dalam mengampanyekan para pemiliknya yang terjun ke dunia politik," katanya. Bagir Manan menambahkan, penggunaan media untuk tujuan - tujuan politik praktis niscaya akan berdampak negatif bagi nama baik media tersebut di mata masyarakat. "Dalam jangka panjang, hal tersebut juga berdampak negatif terhadap martabat pers nasional secara keseluruhan," katanya. Sementara itu, Presiden Yudhoyono menghadiri peringatan Hari Pers Nasiolnal itu didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono. Hari Pers Nasional yang digelar di Benteng Marlborough, Kota Bengkulu, selain dihadiri oleh para insan dan tokoh pers, juga tampak para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. Dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional ini, Presiden juga menyaksikan sejumlah nota kesepahaman, menandatangani prasasti Tugu Pers Bengkulu, menanam pohon Ketapang di sekitar Benteng Marlborough, Kota Bengkulu, dan melepaskan anak penyu (Tukik) ke Pantai Panjang, Bengkulu. Selain itu, pada kesempatan itu juga diserahkan penghargaan kepada Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin sebagai perintis sekolah Jurnalistik ASEAN dan penghargaan Anugerah Adinegoro 2013 yang di antaranya diterima Fotografer Antara, Fanny Oktavianus, untuk Kategori Jurnalistik Foto. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014