Malang (Antara Jatim) - Palang Merah Indonesia Kabupaten Malang, Jawa Timur, siaga 24 jam untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi letusan Gunung Kelud yang saat ini sudah berstatus waspada.
Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabuapten Malang Aprilianto, Selasa, menyatakan pihaknya sudah menyiapkan personel (relawan) maupun peralatan yang sewaktu-waktu bisa digunakan dengan cepat dan mudah.
"Lokasi Gunung Kelud memang berada di Kediri, tapi ada dua desa yang berada di lereng gunung itu dan pasti terkena dampaknya, yakni Desa Pandansari dan Pondok Agung di Kecamatan Ngantang," ujarnya.
Menurut dia, penduduk Desa Pondok Agung sangat dekat dengan Gunung Kelud. Pemukiman penduduk dengan Gunung Kelud hanya berjarak 6 kilometer, sedangkan Desa Pandansari dengan kawah Gunung Kelud berjarak sekitar 10 kilometer.
Untuk menyiapkan dan antisipasi tersebut, katanya, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan para relawan yang berbasis masyarakat di dua desa itu.
Selain itu, pihaknya juga mempersiapkan pemetaan untuk jalur evakuasi warga, mempersiapkan kendaraan baik yang dimiliki warga maupun kendaraan yang disiapkan bersama Badan Penanggulangan Bendana Daerah (BPBD), TNI/Polri, dan SAR.
Intinya, lanjut APril, PMI siaga selama 24 jam, sehingga ketika PVBMG meningkatkan status Gunung Kelud dari waspada menjadi siaga, pihaknya sudah siap untuk evakuasi dan penyelamatan warga.
Lebih lanjut, April mengatakan saat ini relawan untuk penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat di wilayah Kecamatan Ngantang berjumlah 40 orang dan di Kecamatan Kasembon sebanyak 30 orang.
"Hari ini (Selasa, 4/2) kami kumpulkan para relawan untuk memberikan pengarahan terkait status waspada Gunung Kelud yang sewaktu-waktu bisa mengancam warga di dua desa tersebut," katanya.
Aprilianto menambahkan, sifat dari bencana alam akibat gunung berapi tidak langsung frontal, tapi dengan berbagai tahapan, sehingga lebih mudah untuk melakukan evakuasi warga atau waktu untuk penyelamatan warga lebih panjang jika dibandingkan dengan bencana akibat gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.
"Mudah-mudahan saja tidak sampai terjadi peningkatan status dari waspada menjadi siaga agar masyarakat tidak panik dan tetap beraktivitas seperti biasa," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014