Bojonegoro (Antara Jatim) - Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Jatim, Setyo Hartono meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendata pegawai negeri sipil (PNS) yang masuk tim siaga bencana, sebagai persiapan menghadapi datangnya ancaman banjir Bengawan Solo.
"Saya meminta data PNS yang masuk tim siaga bencana lengkap dengan namanya juga asal satuan perangkat kerja daerah (SKPD)," katanya, dalam rapat dengan jajaran pemkab dan instansi terkait lainnya, Selasa.
Menurut dia, PNS siaga bencana yang sering disampaikan dengan jumlah sekitar 25 persen atau berkisar 3.000-4.000 PNS dari jumlah PNS di jajaran pemkab tidak pernah ada kejelasannya.
"Selama ini hanya disebutkan kita mempersiapkan sekitar 3.000 PNS untuk ikut menangani banjir. Tapi kenyataannya di lapangan tidak pernah ada realisasinya," katanya, menegaskan.
Oleh karena itu, katanya, nama-nama PNS yang masuk dalam tim siaga bencana harus didata untuk kemudian dipersiapkan dan benar-benar terlibat dalam menghadapi datangnya ancaman banjir luapan Bengawan Solo fase II yang diperkirakan datang pertengahan Februari.
"Kami juga minta PNS yang terlibat dalam siaga bencana langsung turun ke lapangan tidak hanya duduk di kursi," ujarnya, menegaskan.
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Amir Syahid, melaporkan personel yang terlibat dalam siaga bencana, selain dari BPBD juga dari jajaran instansi terkait, seperti Kodim 0813 dan kepolisian resor (polres).
"Kami baru saja merekrut 50 tenaga bantu bencana yang dipersiapkan ikut terlibat dalam menangani bencana," jelasnya.
Ia juga menyebutkan personel siaga bencana lainnya yaitu 300 relawan yang tergabung di dalam Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI), 100 personel Siaga Bencana Berbasis
Masyarakat (SIBAT) dan 100 anggota PMI.
Selain itu, katanya, siaga bencana juga melibatkan sekitar 25 persen PNS dan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana).
"Sesuai data yang kami terima dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diprediksi banjir di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo akan terjadi pertengahan Februari," paparnya.
Sekretaris FPBI Bojonegoro Imam Nurcahyo mengusulkan personel yang terlibat dalam siaga bencana tidak berjalan sendiri-sendiri, agar penanganan bencana bisa berjalan dengan baik.
"Saya melihat dalam banjir Desember 2013 lalu rata-rata semua personel yang masuk tim siaga bencana masih berjalan sendiri-sendiri," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014