Malang (Antara Jatim) - Puluhan jurnalis yang melakukan peliputan di wilayah Malang raya membagi-bagikan bunga mawar kepada para pengguna jalan di kawasan Balai Kota Malang untuk korban bencana meletusnya Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Senin. Selain membagi-bagikan bunga mawar, puluhan jurnalis dari berbagai media itu juga menggelar doa bersama di depan Balai Kota Malang sebagai bentuk keprihatinan dan solidaritas atas meninggalnya dua orang jurnalis ketika menjalankan tugas jurnalistiknya di Gunung Sinabung. Kedua jurnalis yang tewas ketika menjalankan tugasnya itu adalah Rizal Sahputra dan Thomas Sembiring Milala. Para jurnalis tersebut juga membentangkan spanduk yang bertuliskan "Jurnalis adalah Pewarta, Bukan Pembawa Petaka" dan "Tidak Ada Berita Seharga Nyawa". Salah seorang jurnalis yang menjadi koordinator aksi Eko Widianto mengatakan tewasnya dua jurnalis di lokasi bencana Gunung Sinabung membuktikan bahwa kerja jurnalis penuh risiko. Oleh karena itu, katanya, jurnalis dihimbau untuk memperhatikan keselamatan saat bertugas di lapangan. "Ini adalah peringatan bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas peliputan, keselamatan jiwa harus tetap dijaga," ujarnya. Menurut dia, pada saat melakukan peliputan di lokasi bencana, pasti ada zona-zona terlarang yang harus dipatuhi oleh jurnalis demi keselamatan, karena tak ada berita seharga nyawa. Dalam aksi damai tersebut, puluhan jurnalis itu juga menuntut agar perusahaan media memberikan perlindungan pada jurnalisnya ketika melakukan peliputan di lapangan. "Perusahaan pers harus memberikan perlindungan pada jurnalisnya seperti memberikan jaminan sosial dan itu berlaku mutlak agar wartawan yang bertugas di lapangan merasa aman dan nyaman," tandas Eko. Erupsi Gunung Sinabung terjadi selama beberapa pekan terakhir ini dan memantik perhatian dari berbagai media di dalam maupun luar negeri.(*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014