Malang (Antara Jatim) - Jumlah pengiriman uang melalui perbankan dari Tenaga Kerja Indonesia asal Malang raya yang bekerja di luar negeri atau remitansi selama 2013 mengalami penurunan sekitar 20,86 persen, dari sebesar Rp205,489 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp162,562 miliar. "Tren penurunan remitansi TKI ini tidak hanya terjadi di Malang raya saja, tapi juga di sejumlah daerah di Jatim, bahkan di Sidoarjo angka penurunannya yang paling parah," kata Deputi Kepala Perwakilan Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern Bank Indonewia (BI) Perwakilan Malang Rini Mustikaningsih, Minggu. Ia mengemukakan remintansi yang paling rendah di wilayah kerja BI Malang terjadi pada triwulan terakhir (Oktober-Desember 2013), yakni hanya sebesar Rp2,7 miliar. Padahal, pada periode yang sama pada tahun 2012 mencapai Rp51 miliar. Berdasarkan data dari BI Perwakilan Malang, remitansi TKI untuk wilayah Jatim pada tahun 2012 mencapai Rp2,86 triliun, namun pada tahun 2013 turun menjadi Rp2,51 triliun. Dan, penurunan paling parah terjadi di Sidoarjo. Jika pada tahun 2012 remitansi TKI mencapai Rp101,999 miliar, pada tahun 2013 hanya sebesar Rp21,398 miliar atau turun sebesar 79,02 persen. Selain Sidoarjo, penurunan remitansi yang cukup signifikan juga terjadi di Gresik, yakni pada tahun 2012 sebesar Rp146,787 miliar, turun menjadi Rp51,9 miliar pada tahun 2013 atau berkurang sekitar 64,66 persen. Jika sejumlah daerah mengalami penurunan remitansi, di Kabupaten Malang yang juga menjadi salah satu daerah pengirim TKI paling banyak dengan berbagai negara tujuan justru mengalami kenaikan cukup signifikan. Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Malang, pengiriman uang TKI yang meng alir ke kabupaten itu selama tahun 2012 sebesar Rp56,3 miliar dan tahun 2013 mencapai Rp134,7 miliar. Tingginya jumlah remitansi TKI asal Kabupaten Malang tersebut membuat bupati setempat Rendra Kresna mewanti-wanti agar keluarga maupun para TKI sendiri tidak menghambur-hamburkan uangnya untuk kegiatan konsumtif. "Akan lebih baik dan bermanfaat kalau pengiriman uang yang mencapai miliaran rupiah tersebut diinvestasikan, termasuk di koperasi agar ketika sudah purna TKI masih memiliki tabungan yang bisa dikelola sebagai bekal masa tua," ujar Rendra.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014