Seorang ibu setengah baya berperawakan kecil dengan cekatan mengambil piring dan meletakkan sesendok petis di atasnya. Jari-jemarinya terus melumatkan petis tersebut dengan sedikit air kaldu yang tersedia di hadapannya dan ditambahkan sebuah cabai dan bawang putih goreng. Setelah bumbu petis teraduk rata, ia mulai memotong-motong lontong dan menambahkan sayuran taoge dan mi di atasnya. Tidak lupa menambahkan tahu goreng dan lento untuk pelengkap sajian. Dalam waktu tiga menit, lontong mie dalam piring sudah siap disajikan kepada pengunjung yang sudah antre ingin mendapat pelayanan yang sama. Tiada henti tangan Bu Lasmi, pemilik kedai lontong mi, itu meracik pesanan para pembeli yang sudah antre sejak warung itu dibuka, sekitar pukul 06.00 WIB. "Setiap hari rata-rata masak delapan sampai sepuluh kilogram taoge dan dua kilogram mie," kata Bu Lasmi yang sudah lebih dari sepuluh tahun menjual lontong mi, makanan khas Surabaya itu. Memang banyak lontong mi dijual di Surabaya, tapi lontong mi yang sering dijadikan menu sarapan, yang dijual di pojok Pasar Karah Agung, Jambangan, ini mempunyai rasa yang sangat khas. "Petisnya enak, selain lontongnya empuk, tahu dan lentonya juga gurih," kata Laili, warga Karah yang sering membeli mi untuk sarapan. Selain lontong mi, warung yang buka hanya pukul 06.00 hingga 09.00 WIB itu, juga menawarkan lontong lodeh yang tak kalah gurihnya, karena dimasak dengan kaldu ceker ayam dan "balungan" (tulang sapi). Lontong lodeh dengan bahan dasar nangka muda dan bumbu rempah lengkap ini diolah dengan menggunakan santan kental, tapi yang membuat sayur ini terasa gurih karena dimasak dengan menggunakan kaldu ceker ayam dan tulang sapi. "Hmmm...pokoknya sarapan pagi ini nikmat sekali, apalagi ditutup dengan minum teh manis anget, kalau cuma sekali beli pasti ingin kembali ke warung ini," tambah Laili. Cukup membayar Rp7.000 per porsi, baik untuk lontong mi atau lontong lodeh, pelanggan dijamin kenyang. Kalau penasaran coba lah...rasakan gurihnya !

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014