Surabaya (Antara Jatim) - Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Perwakilan Jawa Timur Bambang Sukadi menilai pemerintah telah berhasil mengurangi laju peredaran buah impor di provinsi ini. "Upaya pemerintah itu cukup membantu perluasan pasar buah lokal yang berkualitas tinggi di Tanah Air," katanya di Surabaya, Selasa. Apalagi, ungkap dia, beberapa tahun terakhir buah impor yang masuk ke Jatim sangat banyak. Menurut dia, kian minimnya buah impor tersebut juga ditunjang beragam aturan yang diterapkan kepada importir komoditas hortikultura. "Akibatnya harga buah impor di pasaran semakin tinggi," ujarnya. Di sisi lain, langkah pemerintah itu sekaligus bertujuan mengangkat kompetensi petani lokal di pasar nasional. "Kalau keran impor dibuka bebas, petani di Indonesia tidak bisa bergerak," katanya. Walau demikian, tambah dia, bagi GINSI Jatim barang tersebut akan selalu didatangkan karena permintaan pasar di wilayah ini cukup besar. Selain itu, mengenai kebijakan pembatasan impor hortikultura ia mengimbau agar pemerintah melihat dari dua sisi. "Pemerintah bisa mengkaji dari dari segi petani maupun konsumen," katanya. Meski importir selalu mendukung agar petani lokal terus berkembang, kini kualitas buah dari petani ada yang masih rendah. Adapula beberapa buah yang tidak diproduksi di dalam negeri sehingga konsumen tetap mencari buah impor. "Permintaan buah impor di Jatim, umumnya seperti Jeruk dan Apel. Mayoritas berasal dari China, Thailand, dan ada juga dari beberapa negara lain seperti Malaysia dan Australia," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014