Oleh Endang Sukarelawati Malang, (Antara) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang, Jawa Timur Hadi Santoso mengakui banyak para pelaku usaha khususnya usaha kecil menengah di daerah itu yang mengabaikan Hak atas Kekayaan Intelektual. "Kami sudah berupaya dan terus mendorong para pelaku usaha, termasuk dari usaha kecil menengah (UKM) di daerah itu untuk mengurus Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) tanpa dipungut biaya, tapi mereka tetap mengabaikannya," tegas Hadi Santoso, Sabtu. Ia mengakui pihaknya juga terus memacu animo pelaku usaha dan UKM tersebut untuk memaasarkan produknya di pasar internasional atau menjadi eksportir dan mengurus HaKI-nya. Ia mngemukakan proses pengurusan HaKI yang seolah berbelit-belit itu seringkali dianggap sebagai momok oleh para pelaku usaha. Mereka berpikir daripada menguras banyak waktu dan biaya untuk mendapatkan HaKI, lebih baik tanpa HaKI. Padahal dengan berbekal HaKI, para pelaku usaha justru lebih mudah untuk mengepakkan sayap bisnis dan usahanya hingga ke pasar internasional. Selain legalitas kepemilikan HaKI, katanya, pihaknya juga terus mendorong UKM untuk mengemas produknya lebih menarik. "Sebenarnya kualitas produk kita banyak yang lebih unggul dibanding produk impor, namun karena kemasannya yang kurang menarik konsumen, sehingga kalah bersaing," ujarnya. Hingga saat ini emas dan perak masih menjadi produk unggulan Kota Malang, bahkan komoditas tersebut mendominasi ekspor dari daerah itu. Pada pertengahan 2013, nilai ekspor Kota Malang tembus 106 juta dolar AS, bahkan pada akhir 2013 mampu menembus angka 200 juta dolar AS. Ia mengakui komoditas emas masih menjadi primadona ekspor Kota Malang ke berbagai negara tujuan, seperti Asia Tenggara hingga Amerika Serikat. Khusus emas memang banyak untuk pasar ASEAN, sedangkan perak ke Amerika. Nilai ekspor pada triwulan ke tiga 2012 mencapai 201.971.330.97 dolar AS dan yang disumbangkan dari komoditas emas dan perak sebesar 201.851.909 dolar. Sisanya disumbang oleh ekspor tembakau iris, garmen, meubel dan sapu lantai dengan negara tujuan Jepang. "Sebenarnya potensi komoditas ekspor kita cukup beragam dan kualitasnya juga bagus, namun karena kemasan yang masih perlu perbaikan, komoditas kita belum mampu menembus pasar internasional secara keseluruhan, khususnya produk olahan pangan," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014