Oleh Riza Harahap Jakarta (Antara) - Ketua DPR RI Marzuki Alie menilai aksi terorisme masih akan muncul selama masih ada rakyat miskin dan ketidakadilan dalam berbagai aspek di tengah masyarakat. "Oknum yang melakukan aksi perlawanan frontal itu merupakan ekses dari kekecewaan karena merasa tidak ada kesempatan keluar dari kondisi tersebut," katanya setelah doa bersama pergantian tahun di rumah dinasnya di Komplek Widya Chandra, Jakarta, Rabu dini hari. Ia mengatakan hal itu menanggapi aksi penyergapan dan penembakan terhadap terduga terorisme oleh anggota Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri di Kampung Sawah Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/12) malam. Menurut dia, oknum yang kecewa kemudian membuat kegiatan-kegiatan yang mengganggu ketertiban dan keamanan untuk menghancurkan negara, seperti aksi terorisme, narkoba, dan sebagainya. "Aksi teror yang dilakukan bukan hanya secara fisik, tapi juga psikis seperti peredaran narkoba untuk merusak mental bangsa," katanya. Guna menghindari aksi teror yang bisa muncul di mana saja, Marzuki menyarankan masyarakat Indonesia meningkatkan pendidikan putra-putrinya secara tepat, sehingga dapat memilah hal-hal positif dan negatif secara cermat. Pada kesempatan tersebut, Marzuki juga mengapresiasi langkah Polri yang berhasil melakukan penyergapan terhadap terduga pelaku aksi teror di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan. "Saya mengapresiasi langkah sigap Polri, tapi negara juga harus bertindak tegas terhadap ajaran-ajaran yang menyulut benih radikalisme, sehingga polisi tidak lagi menjadi semacam pemadam kebakaran," katanya. Dalam penyergapan itu dilaporkan anggota polisi di Kampung Sawah, Ciputat, berhasil menembak dua orang terduga pelaku penembakan terhadap anggota polisi di Pondok Aren, Tangerang, beberapa bulan lalu. Sementara empat orang lainnya melarikan diri dari penyergapan tersebut. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014