Bojonegoro (Antara Jatim) - Para petani belum memanfaatkan air Waduk Pacal yang terletak di Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, karena kebutuhan air untuk tanaman padi di daerah mereka masih bisa diperoleh dari air hujan. Kasi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro Rudianto, Selasa, mengatakan, para petani di daerah irigasi Waduk Pacal belum ada yang mengajukan permintaan air, sebab tanaman padi yang sudah tertanam bisa tercukupi dari air hujan. "Air Waduk Pacal belum dikeluarkan sebab belum ada permintaan dari petani di daerah irigasinya," katanya, menegaskan. Ia menyebutkan tanaman padi yang sudah tertanam di jaringan irigasi timur di Kecamatan Baureno dan Kepohbaru seluas 850 hektare yang ditanam sejak Oktober. Selain itu, katanya, di jaringan timur dan tengah, di Kecamatan Sumberjo dan sekitarnya juga terdapat tanaman padi seluas 600 hektare yang ditanam pada Nopember. "Para petani di jaringan irigasi Waduk Pacal lainnya baru menebar benih pada Desember ini," ucapnya. Menurut dia, para petani di jaringan irigasi timur di Kecamatan Kepohbaru dan Baureno pernah mengajukan permintaan air, tapi batal sebab di daerah setempat turun hujan cukup lebat. Sesuai data di Dinas Pengairan setempat, Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, menampung air hujan sekitar 9,5 meter kubik. "Curah hujan di daerah tangkapan Waduk Pacal cukup tinggi sejak Nopember lalu, sehingga perolehan air Waduk Pacal dalam waktu tidak lama cukup besar," ujarnya. Oleh karena itu, ia optimistis Waduk Pacal akan mampu menampung air hujan secara maksimal selama musim hujan sesuai daya tampungnya yaitu sekitar 23 juta meter kubik. "Para petani biasanya mengajukan permintaan air sekitar April," ujarnya. Waduk Pacal yang dibangun Belanda pada 1933 pada awalnya mampu menampung air hujan sebesar 42 juta meter kubik. Akibat faktor usia Waduk Pacal mengalami pendangkalan, sehingga daya tampungnya menyusut hanya tinggal 23 juta meter kubik dengan sawah baku 16 ribu hektare lebih. Sesuai penelitian Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Solo di Bojonegoro, sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, akibat rusaknya daerah tangkapan air. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013