Surabaya (Antara Jatim) - Tim Teknik Mesin ITS Surabaya meluncurkan sepeda motor gas dan sepeda motor listrik, bahkan sepeda motor berbahan bakar gas yang dirancang bersama mahasiswa D3 Teknik Mesin ITS itu juga bisa menggunakan elpiji ukuran 3 kilogram. "Pembuatan dua jenis sepeda motor itu dimulai sejak 2012, karena sejumlah negara maju gencar memproduksi sepeda motor seperti itu," kata dosen pembimbing, Hendro Nurhadi Dipl Ing PhD di Surabaya, Rabu. Ia menjelaskan sepeda motor ramah lingkungan yang dirancang setelah keberhasilan mereka merancang prototipe mobil hemat bahan bakar "Nagageni" pada beberapa waktu lalu itu dijuluki "Wisanggeni" (sepeda motor gas) dan "Rajageni" (sepeda motor listrik). "Kedua sepeda motor itu berhasil dibuat setelah hampir dua tahun dirancang. Khusus Wisanggeni memiliki beberapa keunggulan, di antaranya hemat bahan bakar dan ramah lingkungan," paparnya. Menurut dia, Wisanggeni mampu menempuh jarak 70 kilometer per jam hanya dengan satu kilogram bahan bakar gas dan juga tidak mengeluarkan emisi gas buang berupa gas CO. "Wisanggeni juga lebih ekonomis, karena elpiji ukuran 3 kilogram pun bisa digunakan," ucapnya. Tabung gas tersebut, katanya, dapat diletakkan di bawah tempat duduk pengemudi (jok). "Sebagai pengaman, tabung gas juga dilengkapi alat regulator serta sensor gas. Dengan adanya pengaman itu, Wisanggeni dapat diproduksi sebagai sepeda motor asli buatan Indonesia," tuturnya. Untuk desainnya, Wisanggeni memiliki tampilan yang cukup menarik. Hendro dan timnya mengadopsi beberapa bentuk motor laki-laki, lalu mengombinasikannya dengan warna merah dan putih. "Desain itu mengikuti selera pasar," ujarnya. Sementara itu, sepeda motor listrik "Rajageni" menggunakan desain lebih modern layaknya motor matik. Dengan bahan bakar listrik, Rajageni pun mampu berjalan dengan kecepatan maksimal 75 kilometer per jam. "Dengan adanya kendaraan yang menggunakan energi alternatif, ketergantungan akan bahan bakar minyak bisa semakin berkurang," tukasnya. Namun, ia menilai masih perlu adanya pengembangan dari kedua prototipe itu, terutama aspek mesin motor. "Saat ini, mesin yang digunakan masih memanfaatkan yang ada di pasaran, namun ke depan bisa diusahakan membuat sendiri," katanya. Ia berharap kedua prototipe motor ramah lingkungan itu dapat diproduksi secara massal. "Hal itu tidak sulit jika ada kerja sama antara pihak industri, akademisi dan pemerintah. Nantinya akan kami sesuaikan dengan harga rata-rata di pasaran, namun kualitasnya lebih baik," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013