Maiduguri (Antara/Reuters) - Militer Nigeria menyatakan, Jumat, lebih dari 50 militan diyakini tewas dalam serangan udara terhadap salah satu pangkalan utama mereka di wilayah timurlaut negara itu.
Serangan terakhir pada Kamis itu ditujukan pada tempat-tempat persembunyian Boko Haram di daerah perbukitan Gwoza dekat perbatasan dengan Kamerun.
"Kami memperoleh laporan intelijen bahwa Boko Haram masih bersembunyi di suatu tempat sekitar hutan Bita. Sejumlah penduduk desa memberi tahu kami," kata Kolonel Muhammad Dole, juru bicara pasukan Nigeria di wilayah timurlaut, kepada Reuters.
"Kami mungkin membunuh lebih dari 51 orang karena pilot pesawat tidak menangkap gambar pada saat itu. Pasukan kami kini berada di darat di daerah tersebut," kata perwira itu, yang menolak memberikan penjelasan terinci mengenai pesawat yang digunakan.
Pemerintah Nigeria bulan ini memperpanjang keadaan darurat di kawasan timurlaut -- pertama kali diberlakukan pada Mei -- yang memberi militer waktu tambahan enam bulan lagi untuk menumpas militan.
Keadaan darurat diberlakukan di tiga wilayah timurlaut -- Adamawa, Borno dan Yobe -- pada Mei sebagai bagian dari upaya pemerintah mengendalikan serangan gerilyawan Boko Haram.
Pada 15 Mei, sehari setelah dekrit Jonathan dikeluarkan, militer mengumumkan peluncuran operasi besar-besaran yang bertujuan mengakhiri kekerasan militan, dengan menempatkan ribuan prajurit tambahan dan kekuatan udara di wilayah timurlaut.
Keberhasilan ofensif militer yang dilakukan selama keadaan darurat masih tidak jelas.
Militer menyebut Boko Haram kocar-kacir dan dalam posisi bertahan, namun ratusan orang tewas dalam beberapa pekan terakhir akibat serangan militan, yang menimbulkan keraguan mengenai klaim keberhasilan pemerintah.
Kekerasan Boko Haram diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.600 orang sejak 2009, termasuk pembunuhan oleh pasukan keamanan.
Kelompok itu menyatakan berperang untuk mendirikan sebuah negara Islam di Nigeria utara yang penduduknya mayoritas muslim. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013