Trenggalek (Antara Jatim) -Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyampaikan siaran pers resmi melalui surat elektronik yang berisi pembelaan dirinya terkait kasus suap di SKK Migas yang mulai menyeret namanya maupun keluarga istana, Jumat. Dalam surat elektronik yang berisi pembelaan diri Ibas yang diterima koresponden Antara di Trenggalek, Jumat, calon legislatif Partai Demokrat di Daerah Pemilihan 7 (Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Ngawi, dan Magetan) ini mengaku sama sekali tidak mengenal orang-orang PT Kernel Oil Ltd yang kini tersandung masalah suap di SKK Migas, termasuk dengan Widodo Ratanachaitong, direktur utama perusahaan minyak asal Singapura tersebut. "Saya dikait-kaitkan dengan kasus yang sedang mengemuka. Saya tegaskan bahwa saya tidak kenal orang-orang yang mengaku dekat dengan saya dalam penyelidikan kasus tersebut," tegasnya di Jakarta. Ibas mengatakan, dia bahkan tidak mengetahui sama sekali informasi perkembangan kasus yang diduga melibatkan PT Kernel Oil, apalagi orang-orang yang diduga terlibat. "Saya tidak tahu sama sekali informasi terkait Kernel Oil apalagi orang-orangnya," tegasnya lagi. Ibas berharap masyarakat bisa membedakan informasi yang berkembang terkait dirinya dalam kasus tersebut. "Siapa saja bisa menyebut nama saya, namun dalam konteks hukum, seyogyanya dapat dipilah-pilah informasi mana yang mengandung fakta hukum, penggiringan opini, rumor politik atau yang mengarah ke fitnah," kata Ibas. Sementara, Ketua DPP Partai Demokrat Departemen Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Didik Mukrianto mengatakan semua orang bisa saja mengaku punya kedekatan dengan siapapun, termasuk dengan pihak-pihak istana negara, sebagaimana dalam kasus SKK Migas. "Saya yakin semuanya hanya fitnah saja. Semua orang bisa mengakui memiliki kedekatan dengan orang-orang besar, terlebih dengan SBY," kata Didik. Bagi Didik, upaya mengkait-kaitkan Widodo atau Kernel milik Widodo dengan Edhie Baskoro Yudhoyono hanyalah spekulasi saja. "Korporasi pemain trading minyak sangat mungkin menjadi bagian kartelisasi perdagangan minyak. Sehingga segala daya upaya dan penguatan eksistensi dengan mencoba menyeret-nyeret dan melibatkan nama-nama besar sangat mungkin dilakukan," ujarnya. Pada kesempatan yang sama, Sekretaris DPP Partai Demokrat Farhan Effendy, menilai selama ini penyebutan nama Sekjen Demokrat dalam banyak kasus, tetapi selalu tidak terbukti. Menurut dia, penyebutan Ibas hanya menjadi rumor belaka. "Banyak orang yang membangun citra Demokrat buruk, hanyalah permainan lawan politik semata," ujarnya. Dikatakan, nama Ibas kerap dipakai untuk kemudahan bisnis mereka yang tak bertanggungjawab. Tapi setelah diselidiki penegak hukum, semua hanyalah pencatutan belaka. "Saya meyakini rakyat semakin paham dengan trik dan move lawan-lawan politik demi memenangkan kompetisi 2014. Demi kebaikan proses demokrasi dan keadilan, biarlah hukum yang membuktikan, agar semua tidak menjadi fitnah yang menyesatkan," ujar Farhan. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013