Surabaya (AntaraJatim) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya akan menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya terhitung mulai 4 Desember. "Meski kami beralih dari IAIN ke UIN, kami tetap berafiliasi ke Kementerian Agama, karena 60 persen program studi masih bernuansa keagamaan. Jadi, perbandingan agama-umum berkisar 60:40," kata Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya Prof H Abd A'la MAg di Surabaya, Rabu. Ditanya alasan mendasar dari alih status itu, ia mengatakan Islam sendiri tidak melakukan dikotomi antara ilmu agama dan umum, bahkan integrasi keduanya justru membuat ilmu yang ada bernilai plus. Selain itu, akses masuk ke PTN itu semakin ketat, sehingga pihaknya memperluas akses itu dengan membuka fakultas umum untuk mahasiswa dari kalangan menengah ke bawah. "Jadi, kami nantinya membuka fakultas umum seperti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ilmu Keperawatan, dan ke depan akan bertambah terus," paparnya. Namun, katanya, fakultas-fakultas umum itu tetap mengajarkan ilmu-ilmu agama yang wajib, di antaranya Program Studi Ilmu Al Quran, Program Studi Ilmu Hadits, dan Pancasila dan Kewarganegaraan. "Dengan adanya ilmu-ilmu umum itu, maka UIN Sunan Ampel Surabaya akan dapat menerima mahasiswa non-Muslim, tapi mahasiswa non-Muslim itu harus tetap belajar beberapa keilmuan Islam yang wajib, karena target kami memang melahirkan ilmuwan yang memiliki nilai-nilai agama," ucapnya. Selain mahasiswa, sistem sumberdaya manusia juga akan dikembangkan, di antaranya para dosen akan berbahasa Inggris dan layanan serba ICT. "Namun, ciri khas ajaran agama yang akrab dengan lingkungan akan tetap melekat pada UIN Sunan Ampel Surabaya, karena itu logo baru kami itu futuristik, tapi tetap merangkum tradisi dan kemajemukan sebagaimana diajarkan Walisongo," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013