Malang (Antara Jatim) - Kapal nelayan di Pantai Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjingwetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dilengkapi dengan teknologi mutakhir yang mampu mendeteksi posisi ikan, yakni Global Positioning System (GPS). "Dengan dipasangnya GPS ini diharapkan hasil tangkapan ikan nelayan di kawasan pantai itu meningkat signifikan. Hanya saja, nelayan yang sudah menggunakan GPS ini baru 15 orang nelayan saja," kata tim pendamping teknis nelayan dar i Universitas Brawijaya (UB) Malang Rudy Yuwono, Jumat. Ia menjelaskan GPS yang digunakan nelayan Sendangbiru itu langsung terakses ke satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). NOAA itu merupakan data dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan mampu mendeteksi keberadaan ikan hingga radius 2.500 kilometer (km), sehingga cukup efektif membantu nelayan meningkatkan hasil tangkapannya. Lebih lanjut Rudy mengatakan melalui NOAA, data seputar lokasi maupun jenis ikan akan bisa diperoleh. Selanjutnya, data tersebut dikirim ke nelayan melalui jaringan internet atau fax yang dimiliki, sehingga nelayan bisa lang sung menuju lokasi ikan melalui bantuan GPS tersebut. Selama ini, katanya, nelayan di Kabupaten Malang hanya menggunakan insting dalam mencari ikan di kawasan pantai selatan. Naluri nelayan untuk mengetahui keberadaan ikan itu, juga dibantu cuaca, angin dan sejumlah tanda-tanda alam yang ada di langit. Menurut Rudy, dengan cara melihat bintang di langit memang cukup efektif bagi nelayan. Cara manual itu juga sudah dilakukan nelayan secara turun temurun, bahkan hanya dengan melihat pada tanda-tanda alam itu, nelayan bisa mengetahui lokasi ikan. Namun, lanjutnya, dengan adanya peralatan modern dan teknologi canggih itu nelayan bisa mengetahui lokasi ikan dengan akurat, sehingga bisa meningkatkan produkstivitas tangkapannya. Rudy mengemukakan sebelum sebagian nelayan Pantai Sendangbiru itu menggunakan GPS, pihaknya telah memberikan pelatihan dan pembinaan dengan tujuan agar nelayan bisa mengoperasikan GPS ketika melaut untuk mencari ikan. Potensi berbag ai jenis ikan di kawasan pesisir pantai Malang Selatan cukup besar, namun potensi tersebut belum tergali secara optimal. Dari potensi sebesar 403.444 ton ikan per tahun, saat ini baru 2,47 persen saja yang bisa ditangkap dari garis pantai yang terbentang mulai Kecamatan Donomulyo hingga Kecamatan Ampelgading sepanjang 102,62 kilometer. "Potensi produksi tangkapan ikan yang belum dimaksimalkan ini masih 97,53 persen. Kami berharap GPS yang terpasang di sejumlah kapal nelayan ini mampu membantu meningkatkan hasil tangkapan mereka," tegasnya. Bupati Malang Rendra Kresna belum lama ini mengakui selama ini nelayan masih terkendala dengan peralatan yang masih tradisional dan berdasarkan hari baik (mitos) saja dalam menangkap ikan, sehingga belum mampu menghasilkan tangkapan yang maksimal. Kondisi itulah, yang menjadikan nelayan di wilayahnya belum mampu mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi akibat tangkapannya yang masih sedikit. Apalagi, juga ada bulan-bulan tertentu yang membuat nelayan enggan melaut karena gelombang tinggi. Jumlah nelayan di Kabupaten Malang mencapai 3.150 orang, baik nelayan tetap, nelayan sambilan maupun andong. Nelayan tersebut memanfaatkan luas wilayah pesisir Kabupaten Malang yang mencapai 102,5 kilometer. Hanya saja, karena peralatan yang masih tradisional dan kapal yang dimiliki juga kapal kecil, maka luas pesisir tersebut belum bisa menghasilkan tangkapan yang maksimal.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013