Ponorogo - (Antara Jatim) - Sejumlah anggota Komisi C DPRD Ponorogo, Jawa Timur, Selasa, melakukan inspeksi mendadak proyek gedung terpadu enam lantai di Jalan Basuki Rahmad, kota setempat karena diduga pembangunannya terbengkalai selama beberapa bulan. Trililantoko, salah satu anggota Komisi C yang ikut inspeksi mendadak mengatakan, pihaknya menerima laporan proyek gedung enam lantai tersebut terhenti karena kontraktor bangkrut. Akibatnya, pembangunan gedung terpadu yang sedianya akan digunakan untuk perkantoran tersebut dihentikan sepihak, meski batas waktu penyelesaian tinggal menyisakan tujuh bulan (batas waktu 2 Juni 2014). "Bisa jadi dana (pembangunan/proyek) mengalir untuk peruntukan yang tidak jelas," kata Trililiantoko kepada wartawan. Selama di lokasi proyek, para anggota Komisi C lebih banyak melihat kondisi fisik bangunan yang belum jadi tersebut. Mereka segera bergegas meninggalkan lokasi karena tak satu pun pekerja atau penanggung jawab proyek berhasil ditemui. "Melihat kondisi 'molen'-nya (mesin pengaduk adonan semen) sepertinya sudah kering berbulan-bulan tidak dipakai," ujarnya. Wabup Ponorogo Yuni Widyaningsih terkesan enggan banyak komentar soal proyek gedung terpadu yang informasinya dianggarkan sekitar Rp42 miliar dari APBN. "Tapi kalau seperti itu (terhenti) ya harus ada tindakan dari dinas terkait. Lain itu saya 'no comment'," jawabnya. Sementara, Sekda Ponorogo Agus Pramono memastikan pihaknya akan memberikan waktu hingga akhir pekan ini kepada kontraktor pelaksana dari PT Nugraha Adi Taruna untuk meneruskan pekerjaannya. Bila tidak dapat memanfaatkan kesempatan itu, kata dia, maka akan dilakukan pertemuan ketiga terkait dana. "Akan ada 'cost meeting' ketiga sesuai aturan yang ada, setelah itu diberi waktu 10 hari. Bila tidak akan ada tindakan tegas. Mereka (kontraktor) kok yang salah, lambat, bukan Pemkab," kilahnya membela institusi pemkab. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ponorogo Hari Subito mengatakan, pihaknya telah mendapat konfirmasi bahwa kontraktor pelaksana telah melakukan akad kredit dengan Bank Jatim untuk memenuhi dana pembangunan. "Saya pantau sepertinya sudah akad. Mungkin minggu ini sudah bisa jalan lagi setelah berhenti kerja beberapa bulan," jelasnya. Soal data yang berbeda dalam jawaban kepada anggota DPRD, Hari Subito menyatakan hal itu bukan kesalahan data. "Memang ada progres 37,7 persen, itu soal serapan anggaran proyek. Kalau yang 41 persen, itu capaian fisik. Saya yakin tidak akan molor, 2 Juli 2014 sudah selesai," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013