Malang (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, menargetkan konsumsi beras warga daerah itu mulai tahun depan sudah menurun, minimal satu persen per kapita. Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh Kabupaten Malang M Nasri Abdul Wahid di Malang, Rabu, mengatakan konsumsi beras (nasi) per kapita per tahun di Kabupaten Malang mencapai 90,2 kilogram. "Tahun depan konsumsi beras masyarakat diupayakan bisa turun paling tidak satu persen. Untuk mengganti kebutuhan satu persen itu harus dilakukan diversifikasi pangan, khususnya umbi-umbian," tegas M Nasri. Ia mengatakan target penurunan konsumsi pangan tersebut bukan karena keberadaan beras di daerah itu langka atau tidak mencukupi, tapi semata-mata untuk memasyarakatkan komoditas pangan lainnya (diversifikasi), sebab potensi pangan, selain beras di Kabupaten Malang juga cukup besar. Nasri mengemukakan setiap tahun Kabupaten Malang mengalami surplus beras rata-rata 65 ribu ton hingga 67 ribu ton dari hasil panen sebanyak 461.267 ton pada tahun 2012. Dan, tahun ini ditarget ada kenaikan antara 5 sampai 10 persen dari hasil panen 2012. Produktivitas panen rata-rata mencapai 6,94 ton per hektare. Sementara luas lahan pertanian padi di Kabupaten Malang saat ini mencapai 49.474 hektare dan luas panen sekitar 1,4 kali. Rendemen gabah kering giling (GKG) hasil panen petani rata-rata mencapai 62 persen dan terendah 60 persen. Sedangkan rendemen GKG yang dihasilkan petani di Kepanjen merupakan yang tertinggi, yakni antara 69 sampai 70 persen. Oleh karena itu, lanjutnya, para tengkulak atau distributor beras lebih senang membeli hasil panen petani di Kepanjen karena rendemennya tinggi. Menyinggung upaya menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Malang yang menjadi salah satu lumbung pangan di Jatim, Nasri mengatakan memaksimalkan sawah tadah hujan dan menggunakan benih varietas yang memiliki akar dalam, seperti Padi SRI, Gogo atau Cibogo. "Benih padi varietas tersebut memiliki akar yang dalam, sehingga mampu menyerap air dari sumber dan lebih kuat dari jenis IR 64," ujarnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013