Surabaya (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat provinsi ini mengalami deflasi 0,23 persen selama bulan September 2013 karena harga sejumlah komoditas di Jatim turun dibandingkan Agustus lalu. "Deflasi tertinggi dari tujuh kota/kabupaten Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim terjadi di Sumenep mencapai 1,44 persen," kata Kepala BPS Jatim, M Sairi, dalam siaran pers terkait inflasi di kantor BPS Jatim, di Surabaya, Selasa. Ia mengungkapkan, pada posisi berikutnya deflasi terlihat di Madiun sebesar 0,75 persen, Malang 0,57 persen, Probolinggo 0,50 persen, Kediri 0,28 persen, dan Jember 0,24 persen. "Deflasi terendah di Surabaya yakni 0,02 persen," ujarnya. Mengenai andil deflasi di Jatim selama September 2013, jelas dia, disebabkan penurunan harga pada kelompok bahan makanan 2,25 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa/keuangan 0,45 persen. "Sementara itu, kelompok yang mengalami inflasi ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok sandang 3,25 persen," katanya. Bahkan, tambah dia, tampak dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,55 persen, kelompok perumahan 0,41 persen, dan kelompok kesehatan 0,36 persen. "Lalu, kelompok pendidikan, rekreasi, serta olah raga 0,14 persen," katanya. Terkait komoditas yang memberi sumbangan besar terhadap deflasi, sebut dia, berada pada kelompok "volatile food" seperti bawang merah, tomat, cabai rawit, telur ayam ras, wortel, cabai merah, dan gula pasir. "Namun, komoditas penyumbang terbesar inflasi terjadi pada perhiasan emas, tempe, tahu mentah, daging ayam ras, rokok kretek filter, kontrak rumah, sepeda motor, minyak goreng, gado-gado, dan timun," katanya. Di sisi lain, lanjut dia, laju inflasi Jatim pada tahun kalender Januari-September 2013 mencapai 6,81. Sementara, laju inflasi antara September 2013 terhadap September 2012 "year on year/yoy" di provinsi ini mencapai 7,78 persen. "Dari enam ibu kota di Pulau Jawa, deflasi tertinggi di Semarang mencapai 0,61 persen. Diikuti Banding 0,49 persen, Serang 0,39 persen, Yogyakarta 0,24 persen, dan deflasi terendah di Surabaya 0,02 persen sedangkan Jakarta justru inflasi 0,21 persen," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013