Surabaya (Antara Jatim) - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama Anggito Abimanyu mengimbau calon haji untuk menggunakan ATM khusus di Tanah Suci guna mengantisipasi uang miliaran rupiah yang hilang saat beribadah haji. "Tahun lalu (2012), ada sebanyak 270 kasus kejahatan dengan nilai kerugian material sebesar sekitar Rp670 juta dan 285.000 riyal," katanya saat meluncurkan konter layanan keuangan (KLK) di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Jumat. Ia menjelaskan pihaknya menjalin kerja sama dengan empat bank yakni BRI, BNI, Bank Mandiri, dan Bank Mandiri Syariah untuk membuka KLK. "Khusus calon haji dari Embarkasi Surabaya, kami bekerja sama dengan BRI yang melayani di asrama haji dan Tanah Suci," katanya. Oleh karena itu, pihaknya meminta calon haji tidak membawa uang tunai ke Tanah Suci dengan mengisi formulir untuk mendapatkan buku tabungan dan ATM BRI. "Caranya cukup dengan KTP dan layanan bisa dilakukan di asrama haji dan juga di Tanah Suci," katanya. Didampingi Kepala Kanwil Kemenag Jatim Drs H Sudjak MAg dan pimpinan BRI, ia menjelaskan Debit BRI menyediakan masing-masing 11 titik ATM BRI di Mekkah dan Madinah, serta 18 titik di Jeddah. "Tindak kejahatan terhadap calon haji Indonesia paling banyak terjadi di Mekkah, yakni sekitar 90 persen, karena masa tinggal di Mekkah memang lebih lama dan para calon haji tinggal di pemondokan, sedangkan di Madinah hanya delapan hari dan di hotel," katanya. Di hadapan puluhan petugas kloter 18 asal Kota/Kabupaten Mojokerto dan Surabaya, ia menjelaskan pihak keluarga calon haji di Tanah Air juga dapat mentransfer uang untuk mereka dengan menggunakan rekening itu. Ditanya kemungkinan calon haji dari desa yang tidak terbiasa dengan fasilitas bank atau ATM, ia mengatakan KLK itu merupakan layanan pilihan. "Sebagai pilihan, ya sifatnya sunnah, kami hanya membantu untuk mencegah risiko kehilangan akibat tindak kejahatan atau kehilangan di Tanah Suci," katanya. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan petugas KLK di Tanah Suci untuk melayani para calon haji selama 24 jam. "Kalau ada yang ingin konsultasi tentang tata cara KLK, konsultasi keberadaan ATM, komplain, atau bahkan ada ATM yang tertelan, silakan tanya," katanya. Dalam sambutannya, Kepala Kanwil Kemenag Jatim Drs H Sudjak MAg menilai KLK itu merupakan terobosan yang bagus, karena akan memudahkan para calon haji. "Apalagi, saat di ATM, kita bisa memencet permintaan uang rupiah atau uang riyal yang kita inginkan," katanya. Dalam kesempatan itu, Dirjen PHU mengatakan layanan perbankan yang baru juga diberlakukan untuk para tenaga musiman yang merupakan warga Indonesia yang bermukim di Tanah Suci dan direkrut untuk melayani calon haji sejak dari bandara, pemondokan, hingga beribadah selama tiga bulan. "Ada 600-an temus (tenaga musiman) yang selama ini dibayar dengan uang riyal akan dilayani dengan KLK melalui BNI Syariah. Mereka akan dibayar dengan rupiah yang ditransfer langsung ke tabungan atau ATM BNI mereka, sehingga ada kepastian waktu dan jumlah pembayaran. Lebih dari itu, perputaran uang juga ada di Tanah Air," katanya. Selain itu, Anggito Abimanyu juga memperkenalkan sistem pengendalian calon haji mirip sistem pemantauan ala GPS. "Input data dari petugas tentang calon haji yang bermasalah, seperti sakit, wafat, meninggal dunia, mutasi, dan sebagainya. Dengan begitu, kita bisa tahu keberadaan calon haji, misalnya di rumah sakit mana," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013