Surabaya (Antara Jatim) - Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan atau TNP2K menargetkan 2.391.083 siswa SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA di Jatim menjadi penerima Bantuan Siswi Miskin (BSM) untuk tahun ini. "Dari kuota Jatim itu, calon penerima BSM dari Kota Surabaya mencapai 62.914 siswa," kata anggota Pokja Pengendali Program Bantuan Sosial TNP2K Dyah Larasati dalam 'BSM Media Roadshow' di Surabaya, Kamis. Didampingi Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Jatim Hudiyono dan Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Jatim Mahfudh Shodar, ia menjelaskan penerima BSM, raskin (beras untuk rakyat miskin), dan BLSM (bantuan langsung sementara masyarakat) untuk tahun ini memang meningkat. "Bahkan, raskin meningkat dari 12 bulan menjadi 15 bulan, karena tahun ini merupakan paket kompensasi kenaikan harga BBM, termasuk BSM yang juga meningkat hampir dua kali lipat dengan jumlah penerima yang juga ditingkatkan," katanya. Untuk BSM, katanya, serapan dana BSM hingga kini memang masih 5,6 persen. "Tapi, informasi terakhir ada 30 persen pemegang KPS yang sudah mengajukan anaknya sebagai calon penerima BSM," katanya. Dengan bertambahnya pemegang KPS itu, katanya, tentu akan menambah serapan dana BSM. "Serapan dana BSM memang belum maksimal karena adanya liburan sekolah yang bersamaan dengan liburan Lebaran," katanya. Namun, katanya, jumlah itu akan terus bertambah. "Kami masih menunggu pengajuan calon penerima BSM itu hingga 13 September," katanya. Menurut dia, pengajuan calon penerima BSM itu bisa dilakukan oleh orang tua pemegang KPS, tapi pihak sekolah bersama komite sekolah juga bisa mengajukan usulan. "Prioritas memang orang tua, tapi sekolah juga bisa mengajukan usulan," katanya. Ia mengatakan mekanisme pengajuan calon penerima BSM memang dengan cara pemegang KPS mendaftar ke sekolah, lalu sekolah mengajukan kepada Dinas Pendidikan di tingkat kabupaten/kota yang meneruskan ke provinsi hingga pusat. "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama akan mengeluarkan Surat Keputusan Penetapn Penerima Program BSM pada pertengahan Agustus untuk tahap pertama dan akhir September untuk tahap kedua, lalu pencairannya pada akhir September atau awal Oktober," katanya. Sementara itu, Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Jatim Hudiyono mengatakan BSM akan sangat membantu siswa, karena BOS yang ada selama ini untuk operasional sekolah, sedangkan siswa membutuhkan seragam, buku, sepatu, dan juga biaya transportasi. Hal senada juga diungkapkan Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Jatim Mahfudh Shodar. "Tahun ini, kuota BSM untuk MI, MTs, dan MA di Jatim meningkat dari 359.618 siswa pada tahun lalu menjadi 739.401 siswa," katanya. Namun, katanya, penyaluran untuk siswa MI, MTs, dan MA agak berbeda dengan siswa SD, SMP, dan SMA/SMK yakni melalui Kantor Kemenag Kabupaten/Kota setempat. "Kami mengalami kesulitan kalau harus lewat rekening atau satu siswa dengan satu rekening," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013