Oleh Rangga Pandu Asmara Jingga Jakarta (Antara) - Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian Maman Suherman mengatakan swasembada kedelai nasional layaknya yang terjadi tahun 1992 bisa kembali tercipta dengan memerlukan perluasan lahan. Perluasan lahan dan kerja keras bersama bisa swasembada kedelai dan saat ini luas lahan kedelai itu hanya 600.000 hektare," kata Maman seusai mengikuti Rapat Dengar Pendapat Terkait Permasalahan Dalam Komoditi Kedelai di Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Jakarta, Kamis. "Kita kira-kira menargetkan kebutuhan satu juta hektare, artinya kurang 400.000 hektare," ucapnya. Dia mengatakan saat ini Kementerian Pertanian sudah merencanakan optimalisasi lahan sebanyak 220.000 hektar, di mana 80.000 hektare di antaranya sudah terealisasi. "Jadi kita tinggal optimalisasi lahan saja, karena lahan petani luas hanya saja saat ini memang sebagian dialihfungsikan menjadi lahan padi atau jagung. Jika kita bekerja keras bukan tidak mungkin swasembada kedelai kembali terjadi," kata dia. Maman mengatakan saat swasembada kedelai tahun 1992 terjadi, Indonesia memiliki luas lahan kedelai sebesar 1,8 juta hektare. Masa swasembada itu berakhir sejak era globalisasi dan pemberlakuan perdagangan bebas tahun 1998. Sejak saat itu, kata dia, kedelai impor marak berdatangan sehingga kedelai lokal tidak bisa bersaing. "Sehingga pada saat panen harga kedelai petani menjadi rendah, padahal ongkos produksinya mahal. Selain itu ada juga regulasi pembelian kedelai petani oleh pemerintah yang belum berjalan, serta masalah buruknya cuaca," kata dia. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013