Pacitan (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Jawa Timur mulai mengantisipasi potensi bencana kekeringan yang sebagian telah melanda sejumlah kawasan di wilayah tersebut. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Pujono, Senin mengatakan,di daerahnya ada sekitar 43 desa yang diidentifikasi rawan air bersih. "Itu berdasar pengalaman tahun lalu. Saat ini masih diinventarisir dan sebagian (daerah) mulai kesulitan air bersih," terang Pujono. Sebagian desa yang menjadi langganan bencana kekringan antara lain adalah Desa Belah, Donorojo, Cemeng di Kecamatan Donorojo, Desa Mendolo Kidul dan Sooko, Kecamatan Punung; Desa Pringkuku, Kecamatan Pringkuku; Desa Arjosari, Gegeran, Mangunharjo, dan Borang, di Kecamatan Arjosari; serta Desa Sambong serta Ponggok di Kecamatan Pacitan. Khusus wilayah Pacitan barat yang selama ini menjadi langganan kesulitan air bersih, disebutkan bahwa wilayah potensial kekeringan telah jauh berkurang lantaran jaringan pipa air bersih ke wilayah tersebut telah berfungsi optimal. Pujono mengatakan, sejauh ini pihaknya baru mendapatkan permohonan bantuan air bersih dari satu wilayah saja, yakni di Desa Petungsinarang, Kecamatan Bandar. Di desa itu tiga dari enam dusun yang ada warganya telah mengalami kesulitan air bersih, yakni Dusun Ketro, Krajan, dan Pager Gunung. Warga kekurangan air bersih setelah sejumlah sumber/mata air yang biasa mereka gunakan mengering. "Bagaimanapun kami akan tingkatkan kesiagaan karena potensi kekeringan biasanya meningkat setelah satu-dua bulan musim kemarau," tandasnya. Senada, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Didit Maryanto mengungkapkan pihaknya telah berkordinasi dengan instansi lain, khususnya dalam kesiapan armada truk tangki untuk distribusi air bersih. Dua instansi yang ikut mendukung kesiagaan mengantisipasi bencana kekeringan maupun krisis air bersih adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Bagian Umum Pemkab Pacitan. Untuk keperluan distribusi air bersih saat musim kemarau pemkab menyediakan anggaran sebesar Rp155 juta. Nilai sebanyak itu bisa saja bertambah jika wilayah terlanda kekeringan meluas. "Kalau masih kurang nanti kita bisa ajukan penambahan," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013