Malang (Antara Jatim) - Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Informal (PAUDNI) Kemendikbud Wartanto mengatakan profesionalisme wartawan saat ini mulai sedikit luntur karena banyaknya wartawan yang tidak benar. "Profesi wartawan yang memiliki nilai luar biasa ini sekarang sedikit luntur, karena banyaknya wartawan yang tidak bener. Kadang juga ada wartawan yang bener, tapi menampilkan fakta-fakta yang tidak pas," tegasnya pada pembukaan Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang, Senin. Oleh karena itu, katanya, pihaknya mendukung sepenuhnya kegiatan SJI tersebut guna meningkatkan kualitas dan profesionalitas wartawan dengan menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Hanya saja, lanjutnya, dalam menempuh pendidikan lebih tinggi tersebut tidak harus melalui pendidikan formal, tapi nonformal yang bersertifikat dan mendapat pengakuan luas kompetensinya. Keputusan Presiden (Kepres) No 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), kata Wartanto, memberikan peluang yang luar biasa bagi siapa pun untuk meniti karier, meski tidak harus melalui pendidikan formal. Pendidikan nonformal dan kompetnsi bisa disetarakan jenjang dalam KKNI. Jenjang dalam KKNI terbagi menjadi sembilan jenjang, termasuk pendidikan nonformal. Ke depan, tegasnya, perusahaan tidak harus menyaratkan pendidikan formal dulu, tapi yang bersertifikat (kompetensi) yang mendapat pengakuan, bahkan pengakuan secara internasional. Lebih lanjut Wartanto mengatakan pendidikan yang ada di kementerian lain juga mengacu pada kompetensi. "Nantinya kompetensi dan sertifikasi penddiikan nonformal ini juga sangat penting, disamping pendidikan formal yang telah ditempuh," ujarnya. Sementara itu Ketua Yayasan SJI Mara Sakti Siregar mengatakan secara nasional SJI sudah dibuka di 11 provinsi dan SJI di Malang merupakan yang pertama kali dan satu-satunya yang ada tingkat perwakilan. Dari 11 cabang (provinsi) itu, katanya, sudah 25 kali menyelenggarakan pendidikan dengan 900 peserta dan yang lulus (bersertifikat) sebanyak 690 wartawan. "Konsep awalnya SJI ini selama satu bulan penuh, namun akhirnya dipangkas menjadi dua pekan (14 hari). Untuk tingkat dasar ada 17 materi yang wajib dituntaskan peserta," ujarnya. Ketua PWI Jatim Ahmad Munir dalam sambutannya mengatakan SJI angkatan pertama di provinsi itu diikuti oleh 25 orang peserta dari berbagai media cetak maupun elektronik.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013