Probolinggo (Antara Jatim) - Komisi Pemilihan Umum Kota Probolinggo tetap melanjutkan rekapituasi penghitungan suara pemilu kepala daerah (pilkada) kota setempat, meski sempat terjadi protes dari massa yang berujung bentrokan dengan polisi. "Kami tetap melanjutkan penghitungan suara. Kebetulan ini sudah akan dimulai prosesnya," ujar Ketua KPU Kota Probolinggo Sukirman, ketika dikonfirmasi melalui ponselnya dari Surabaya, Sabtu. Menurut dia, proses tahapan rekapitulasi harus berjalan dan tidak boleh ada pihak manapun mengganggu. Hal ini sudah sesuai tahapan bahwa hari ini masuk masa penghitungan. Tentang bentrokan yang terjadi, pihaknya mengaku menyesalkan dan mengenai tuntutan pengulangan pilkada tidak bisa dilakukan jika tak sesuai prosedur atau perundang-undangan berlaku. "Jika ingin diulang itu maka harus ada prosedur. Massa yang tidak puas bisa menempuh ke jalur hukum dan menggugat melalui Mahkamah Konstitusi (MK). Keputusannya nanti yang akan dijalankan," ucapnya. Sukirman juga menjelaskan, pihaknya menyangkal adanya kecurangan dalam proses penghitungan. Hanya saja, jika ditemukan ada yang belum tersegel kemungkinan kesalahan prosedur. Adanya gembok belum tersegel itu, lanjut dia, salah satu alasannya karena dalam proses pembuatan berita acara ada hal yang perlu dikonsultasikan dengan PPS, sehingga masih belum dilakukan penyegelan. Apalagi, kata Sukirman, di Probolinggo ada dua pilkada yakni Pilkada Jatim dan kota setempat, sehingga perlu waktu untuk mencocokkan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) yang memang jumlahnya tidak sama antara kedua pilkada. "Kotak suara yang belum tersegel juga sudah diperiksa dan memang tidak ada perubahan penulisan berita acara maupun surat suara. Itu sudah dibuktikan. Dalam pemindahan kotak suara ke PPS diangkut dengan menggunakan becak dan dikawal Linmas dan anggota kepolisian," tuturnya. Seperti diberitakan, suasana Kota Probolinggo Jumat (30/8) malam mencekam akibat bentrokan yang terjadi antara massa dengan polisi karena menuntut pemilihan wali kota setempat diulang. Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, bentrokan terjadi akibat massa merasa tidak puas dengan hasil Pilkada Kota Probolinggo karena menilai ada dugaan kecurangan. Semula, massa mendengar adanya dugaan kotak suara yang tidak disegel saat melakukan penghitungan di tingkat PPS, tepatnya di depan kantor Kelurahan Mayangan. Ketika akan diamankan dan dievakuasi polisi, massa menghalang-halangi hingga terjadi bentrokan. Polisi terpaksa mengeluarkan gas air mata untuk menghalau, namun massa semakin beringas dan tak terkendali.(*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013