Surabaya (AntaraJatim) - Mendikbud Mohammad Nuh memuji Universitas Katholik Widya Mandala Surabaya sebagai salah satu perguruan tinggi yang mempunyai reputasi baik, karena memiliki jumlah dosen berpendidikan S3 (doktor) hingga 18 persen. "Widya Mandala itu punya reputasi yang baik, karena memiliki dosen yang berpendidikan S3 hingga 18 persen atau hampir sama dengan PTN yang mencapai hampir 20 persen," katanya saat meresmikan kampus ketiga Widya Mandala (WM) di Pakuwon City (Laguna) Surabaya, Sabtu. Dalam peresmian kampus ketiga yang dihadiri Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono dan Sekretaris Asosiasi Perguruan Tinggi Katholik (APTIK) Prof Dr Bernadette N Setiadi itu, ia menjelaskan rata-rata dosen S3 di PTN 10 persen dan di PTS lima persen. "Reputasi yang baik itu mendorong WM memiliki tiga peran yakni membuka kesempatan atau akses masyarakat untuk kuliah, memberi jaminan kualitas untuk pendidikan, dan memberi makna untuk kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya. Menurut mantan Rektor ITS Surabaya, WM membuka akses masyarakat untuk kuliah sehingga memberi kontribusi pada peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) dari 18 persen pada 2009 menjadi 28 persen pada 2012 dan ditargetkan menjadi 35 persen pada 2014. "WM juga memberikan jaminan pendidikan yang berkualitas, termasuk kepada mahasiswa tidak mampu yang kuliah di WM dengan Bidik Misi (beasiswa pendidikan untuk mahasiswa miskin berprestasi)," katanya. Selain itu, WM juga turut memberi makna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. "Makna itu penting, karena bukan Indonesia kalau tidak ada Hindu, bukan Indonesia kalau tidak ada Katholik, bukan Indonesia kalau tidak ada Aceh, bukan Indonesia kalau tidak ada Madura, dan seterusnya," katanya. Menyikapi peran WM yang cukup penting itu, ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam untuk mendorong kemajuan yang sudah ada itu menjadi lebih baik lagi. "Kalau dikatakan kampus ketiga ini dibangun dengan utang, maka pemerintah mempunyai komitmen untuk membantu, termasuk membantu mahasiswa dan dosen," katanya. Menteri yang kelahiran Surabaya itu menyatakan pihaknya memiliki dana abadi sebanyak Rp16 triliun hingga Rp17 triliun yang dihimpun dari anggaran pendidikan sebanyak Rp2 triliun dalam setiap tahunnya. "Jasa keuangan dari dana abadi itu saja sudah bisa untuk mahasiswa atau dosen untuk melanjutkan studi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Tidak hanya itu, bisa juga untuk pengabdian masyarakat dan penelitian," katanya. Dalam laporannya, Rektor Unika Widya Mandala Surabaya Drs Kuncoro Foe G.Dip.Sc PhD menjelaskan WM saat ini memiliki tiga kampus yakni WM Dinoyo, WM Kalijudan, dan WM Pakuwon City Laguna. "Kampus ketiga untuk Fakultas Kedokteran, Fakultas Keperawatan, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Filsafat, sehingga menjadi 'Integrated Health Science Campus'," katanya. Menurut dia, peletakan batu pertama telah dilakukan pada 1 Mei 2011 dan pada 27 Juli 2013telah dilaksanakan pemberkatan gedung oleh Uskup Surabaya Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono. "Sejak 5 Agustus, Fakultas Kedokteran sudah memulai perkuliahan di gedung baru yang memiliki 10 lantai itu. Lahan yang ada di Pakuwon City mencapai 5 hektare dengan 2 hektare disiapkan untuk lahan rumah sakit," katanya. Saat ini, WM memiliki 10 fakultas yaitu FKIP, Filsafat, Farmasi, Ekonomi, Teknik, Teknologi Pertanian, Psikologi, Keperawatan, Ilmu Komunikasi, dan Kedokteran. Untuk program pascasarjana ada tiga prodi yakni Magister Manajemen, Magister Pendidikan Bahasa Inggris, dan Doktor Ilmu Manajemen. "Saat ini, kami memiliki 6.000-an mahasiswa dengan 50 persen lebih merupakan mahasiswa perempuan, tapi kami memang memiliki 80 persen dosen yang juga perempuan," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013