Malang (AntaraJatim) - Sebanyak 44 peterjun dari Korps Pasukan Khas Batalyon 464 Wing II memeriahkan Hari Bhakti ke-66 TNI AU yang dipusatkan di Detasemen TNI AU Senggreng, Kecamatan Sumber Pucung, Kabupaten Malang, Rabu. Informasi dari Penerangan Yon 464 Wing II Paskhas/Malang melaporkan sebagian dari 44 peterjun yang dikomandoi oleh Mayor Pasukan Fajar AK itu diterjunkan dari dalam badan pesawat Hercules A-1315. Pesawat milik Skadron Udara 32 yang dipiloti oleh Letkol Penerbang Reza itu terbang dengan ketinggian 7.500 feet atau sekitar 2.500 meter dari permukaan tanah. Atraksi puluhan peterjun yang memeriahkan Hari Bhakti yang diselenggarakan Pangkalan TNI Angkatan Udara Lanud Abdul Rahman Saleh itu memunculkan berbagai macam perasaan dalam benak pikiran masyarakat yang menontonnya. "Ya, Allah, mudah-mudahan mereka turun selamat," kata salah seorang penonton sambil berbisik kepada rekan di sebelahnya. Sementara, anak-anak lain terlihat euforia. Ada yang terpukau, tepuk tangan serta berlari-lari, seolah ingin mendekati lokasi mendaratnya para penerjun. Ke-44 peterjun tersebut menggunakan tiga macam tipe parasut yakni jenis Parafoil, Marc 3, dan Spectre yang ketiganya memiliki karakter yang berbeda. Beberapa peterjun membawa bendera satuan-satuan di Lanud Abd. Saleh dan juga bendera milik Pemerintah Kabupaten Malang. Bendera-bendera itu berukuran 9 x 6 meter dengan berat sekitar kurang lebih 8 kilogram. Sebelum terjun payung dilaksanakan, masyarakat disuguhi atraksi "flypass" pesawat terbaru TNI AU Super Tucano yang bersarang di Lanud Abd. Saleh dan dilanjutkan dengan atraksi paramotor. Hari Bhakti TNI AU yang ditandai dengan khitan massal dan pengobatan gratis itu diperingati setiap tahun untuk mengenang jasa-jasa pahlawan TNI AU yang gugur pada 29 Juli 1947. Sebelumnya (29/7), Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI I.B Putu Dunia dalam sambutan pada upacara militer di Taxyway skadud 32 Lanud Abd. Saleh pada 29 Juli lalu mengatakan "Hari Bakti TNI Angkatan Udara" merupakan simbol dari roh perjuangan TNI Angkatan Udara. Dalam sambutan yang dibacakan Komandan Lanud Marsekal Pertama TNI Gutomo, Kasau mengatakan "Hari Bakti TNI Angkatan Udara" itu memiliki nilai esensi yang sangat tinggi dalam pengabdian guna menjaga dan mengawal eksistensi Ibu Pertiwi. "Pada tanggal 29 Juli 1947 itu terjadi dua peristiwa bersejarah dalam satu hari yakni keberhasilan Indonesia membombardir pertahanan Belanda di Kota Salatiga, Semarang dan Ambarawa. Serangan itu menunjukkan eksistensi kemerdekaan Indonesia di mata dunia," katanya. Namun, sore harinya, akibat serangan itu, tentara Belanda membayar mahal dengan balasan menembak jatuh pesawat AURI yang sedang melaksanakan misi kemanusiaan sehingga tiga prajurit AURI gugur. "Pengorbanan serta keteladanan yang sangat berharga dari mereka itu tidak akan pernah retak oleh kondisi lingkungan strategis," kata Kasau pada saat itu. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013