Blitar (Antara Jatim) - Sejumlah warga yang memanfaatkan jasa penyeberangan perahu di Sungai Brantas, mengaku tidak khawatir jika terjadi kecelakaan yang membuat kendaraan mereka terjatuh ke sungai. Ahmad, salah seorang warga Desa Tanen, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Minggu mengaku jalur dengan lewat di Sungai Brantas itu lebih pendek daripada harus memutar lewat Kota Blitar. "Saya mau ke rumah saudara di Blitar. Kalau lewat Kota Blitar, perjalanan lebih lama, lewat sini (penyeberangan Sungai Brantas) lebih singkat," katanya saat menyeberang di Desa/Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung. Ia mengatakan, biaya untuk operasional dengan lewat Sungai Brantas juga lebih murah. Ketika lewat kota, dibutuhkan sekitar 1,5 jam perjalanan, dengan menghabiskan ongkos sekitar Rp15 ribu untuk sekali perjalanan, tapi dengan lewat sungai, ongkos Rp15 ribu bisa untuk silaturahmi ke rumah saudara. Ia juga mengaku sudah mendengar kejadian sebuah mobil yang tenggal di penyeberangan Dusun Tumpuk, Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat. Namun, ia tidak khawatir dan lebih memilih tetap menggunakan jasa penyeberangan perahu. Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor I Ketut Mudeta mengimbau agar warga lebih hati-hati memanfaatkan jasa penyeberangan dengan menggunakan perahu. Ia juga meminta, pengelola memerhatikan keselamatan para penumpang. "Kami minta agar lebih hati-hati, tapi kalau untuk menutup itu bukan wewenang kami. Yang kami lakukan, untuk ketentraman dan ketertiban saja," ujar Kapolsek. Sebelumnya, sebuah mobil terjatuh dan tenggelam di Sungai Brantas. Mobil itu tenggelam setelah rem tidak berfungsi ketika akan turun ke perahu untuk menyeberang. Dalam musibah itu, tidak ada korban jiwa. Delapan orang penumpang bisa diselamatkan, hanya saja sampai saat ini mobil korban belum berhasil ditemukan. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013